Untuk UMKM, Atikoh Siap Jadi Model

SEMARANG, suarapembaharuan.com – Sempat terhenti di awal pandemi Covid-19, kini UMKM di Banyumas, termasuk kerajinan, mulai bangkit. Kreativitas dan inovasi produk pun terus digali dan ditingkatkan.


Istimewa

Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Banyumas Erna Husein, usai beraudiensi dengan Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, di Rumah Dinas Gubernur (Puri Gedeh), Senin (5/4/2021). 


Diakui, kebangkitan itu tak lepas dari peran anak muda, termasuk pengusaha muda, yang bersatu, bergerak, mendorong UMKM naik kelas.


“Kami juga melatih ekonomi kreatif, seperti dari bambu dan sebagainya. Sehingga mereka sudah tumbuh kembali dan Alhamdulillah ini sudah membaik. Dan tadi Ibu Ganjar sudah mirsani, khususnya tas, sepatu, fesyen, yang dari cocon dan ecoprint,” bebernya.


Erna berharap dukungan dari Dekranasda Provinsi Jawa Tengah, agar lebih meningkatkan produksi, kualitas, hingga pemasarannya. Termasuk, meminta Atikoh menjadi model untuk memamerkan produk-produk UMKM.


Ketua Dekranasda Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengapresiasi upaya yang telah dilakukan untuk membangkitkan kembali UMKM di Banyumas, khususnya kerajinan.


Istimewa

Dekranasda Banyumas terus mengedukasi pengrajin, memberikan pelatihan, dan memikirkan inovasi yang bisa dilakukan agar UMKM pengrajin bisa survive di tengah kondisi seperti sekarang ini.


“Salah satunya dengan adanya kain dari cocon dan ecoprint. Ini salah satu inovasinya,” bebernya. 


Atikoh juga menyambut baik diversifikasi produk yang dilakukan. Selama ini, pengrajin kebanyakan fokus membuat kain batik, tenun, dan baju jadi. Namun, sekarang mereka didorong untuk merambah sepatu dan tas.


“Di Jateng yang agak kurang pengrajin sepatu. Dekranasda perlu terus men-support mereka, memberikan perhatian agar produk mereka benar-benar bisa bersaing. Tapi tadi saya lihat sudah bagus, desain sudah bagus, tinggal dari sisi ketahanan, kenyamanan. Karena sepatu itu kan yang membawa kita ke suatu tempat, bepergian, beraktivitas, kenyamanan sangat penting,” tutur Atikoh.


Menurutnya, tas yang diproduksi UMKM Banyumas juga mulai inovatif. Baik dari bentuk, desain, hingga ukuran. Sebab, segmentasi tas beragam dari generasi muda hingga dewasa, dengan aktivitas yang berbeda. Sehingga, perlu ada banyak alternatif pilihan. Mereka juga sudah mengombinasikan bahan batik, ecoprint, cocon, tenun, bahkan kulit.


“Dan alhamdulillah batik dan ecoprint sudah memakai pewarna alami. Selain inovatif juga bersahabat untuk lingkungan. Saya juga siap di-endorse, untuk pengrajin, produk lokal, karena kita bangga produksi Indonesia,” tandas Atikoh.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama