MEDAN, suarapembaharuan.com - Kasus penyebaran Covid-19 semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya menjangkiti orangtua maupun kalangan remaja, anak - anak juga tidak luput dari sasaran penularan virus corona tersebut. Rencana pembelajaran tatap muka yang rencananya dibuka pada bulan Juli mendatang, terpaksa ditunda lagi.
![]() |
Ilustrasi |
Berdasarkan data dari Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut), tercatat sebanyak 3.861 orang anak-anak yang terpapar Covid-19 sejak pandemi ini merebak. Berdasarkan jumlah tersebut, sekitar 2.000 anak di antaranya dilaporkan terpapar Covid-19. Angka ini melonjak dalam kurun waktu selama enam bulan terakhir.
"Sesuai peningkatan jumlah kasus di kabupaten/kota, jumlah anak paling banyak terpapar terdapat di Kota Medan dan Deliserdang. Tercatat dari 3.861 orang anak yang terpapar Covid-19, 72 persen berasal dari Kota Medan," kata Inke Nadia Lubis, baru - baru ini.
Disebutkan, peningkatan kasus secara signifikan itu terdapat pada bulan April kemarin. "Kasus terkonfirmasi pada anak dinilai tinggi sekali, 3 kali lipat dari yang dilaporkan setiap minggunya," katanya sambil menambahkan, gejala pada pada anak-anak lebih ringan, bisa tak bergejala atau lebih ringan. Tapi karena tidak bergejala justru beresiko menularkan," ungkapnya.
Bila dilihat dari proses skrining yang dilakukan pada orang dewasa, seperti pemeriksaan suhu, atau gejala yang jelas yakni batuk dan pilek, justru ini tidak ditemukan pada anak. "Karena itu, jika hanya berdasarkan pemeriksaan itu, tanpa pemeriksaan swab anak-anak dibiarkan sekolah, kan itu masih resiko menularkan itu lah yang bahaya pada anak. Karena justru bisa terlewatkan daripada orang dewasa yang jelas ada gejalanya," katanya.
Meski penularan pada anak dampaknya tidak terlalu besar, tetapi kalau dia menularkan pada guru atau kembali ke rumah, nanti bisa sebabkan resiko yang lebih tinggi. "Tapi pada anak belakangan dilaporkan ada dampak yang bisa mengganggu aktivitasnya, Anak akan menjadi kurang aktif sekitar 3-6 bulan setelah terpapar," ujarnya.
Tingginya angka penularan virus corona terhadap anak membuat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut), pun kembali memutuskan penundaan pembelajaran tatap muka di sekolah tahun ajaran baru 2021/2022 di wilayah Sumut. Penundaan ini karena pandemi Covid-19.
Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah mengemukakan hal itu dalam Rapat Koordinasi Lanjutan Persiapan Pembelajaran Secara Tatap Muka di Sekolah, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Medan, Rabu (30/06/2021) kemarin.
"Sebelum berangkat melakukan kunjungan kerja ke Nias, Pak Gubernur menyampaikan, bahwa untuk belajar tatap muka sebaiknya ditunda dulu. Kita akan melihat perkembangan hingga Agustus," ujar Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah.
Musa Rajekshah memahami kondisi yang sedang terjadi, mengingat disiplin anak-anak, yang membuat orangtua resah karena melihat anak-anaknya main-main dan main game. "Tapi yang lebih penting adalah menjaga kesehatan anak kita," ujarnya.
Meski pembelajaran tatap muka kembali ditunda, Ijeck sapaan Musa Rajekshah mengingatkan, seluruh daerah untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka untuk dapat dilaksanakan setelah kondisi benar - benar aman.
"Kita minta Disdik kabupaten/kota, provinsi dan satgas agar memperhatikan kesiapan belajar tatap muka. Sambil menunggu dilaksanakannya pembelajaran tatap muka nantinya, kita gencarkan vaksinasi Covid-19 untuk anak berusia 12-17 tahun. Ini kan sudah diperbolehkan divaksin, maka dikejar," sebutnya.
Penulis : Arnold Sianturi
Editor : AHS
Posting Komentar