Bijak dan Cerdas Berbelanja di Masa Pandemi

JAKARTA, suarapembaharuan.com – Qualified Financial Educator Professional, Yohannes Harjono Saputro mengajak masyarakat agar bijak dalam mengelola keuangan sekaligus cerdas berbelanja di masa pandemi Covid-19 ini agar hidupnya sejahtera. 


Qualified Financial Educator Professional, Yohannes Harjono Saputro (ist).

“Hidup ini hanya sementara, ada tujuan yang lebih penting, kesejahteraan yang diperoleh di dunia perlu dicapai dengan cara yang benar, tidak merugikan dan membawa kerusakan bagi orang lain, sehingga tujuan akhir dari perencanaan keuangan adalah sukses dunia dan akhirat,” kata Yohannes yang juga sebagai praktisi keuangan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam keterangannya, Selasa (7/9/2021) saat webinar yang diadakan HOPE Consulting.

 

Menurutnya ada pepatah "hemat pangkal kaya", namun mengapa ada orang yang berhemat namun tidak juga kaya? Untuk itulah ia mau membagikan tips bagaimana cara berbelanja justru menjadi sejahtera.

 

Dalam webinar bertema “Smart Spending to Prosperity” ini, merupakan rangkaian dari webinar sebelumnya berjudul “Kemerdekaan Financial Mitos atau Fakta?” yang lebih menekankan kepada kehidupan seseorang agar sejahtera sekarang dan di hari tua.


Founder & CEO Hope Consulting yang sering mengisi seminar baik online maupun onsite itu mengajak masyarakat untuk bijak mengelola uang dimasa pandemi, mengenal tujuan keuangan dimasa mendatang, mengerti tiga instrumen keuangan yang diperlukan untuk mencapai tujuan keuangan dan memahami proses distribusi kekayaan agar jatuh kepada orang-orang yang dicintai dengan cara mudah dan menyenangkan.


Webinar yang dibawakan oleh pendidik keuangan profesional berkualitas ini didukung oleh PT. Shippindo Teknologi Logistik (Shipper.id) dan Himpunan Humas Hotel (H3) Jakarta terhadap acara ini. Dihadiri sebanyak 170 peserta dari seluruh Indonesia, termasuk dari Melbourne-Australia dan Dili-Timor Leste, menariknya materi yang disampaikan membuat banyaknya sesi tanya jawab hingga acara berakhir. 

 

Yohannes pun berpesan dan mengimbau untuk menyisihkan minimal 10% untuk rekening kebaikan seperti zakat, infaq, sedekah, perpuluhan, amal atau disiapkan untuk membantu teman yang membutuhkan keuangan.

 

“Karena dengan berzakat artinya menyucikan dan menumbuhkan, bagi yang membayar zakat berarti ia membuktikan imannya, karena dia percaya bahwa hartanya akan suci dan tumbuh berkembang, bagi seorang muslim yang berpenghasilan Rp 6.644.868 keatas, maka wajib membayar zakat penghasilan sebesar 2,5 persen,” ajak dia.

 

Dia juga menambahkan, bagi yang menerima zakat akan secara langsung menumbuhkan ekonominya karena ketika menggunakan zakat yang diterimanya akan menggerakkan sektor-sektor usaha disekitarnya. “Jadi baguskan dampak dari zakat? Karena bagus itulah makanya diwajibkan,” urainya.

 

Berbagai tanggapan positif dari peserta webinar dikirimkan ke Instagram @yohannessaputro salah satunya dari akun IG @rinakusuma_nayzay seorang single income yang mendapatkan banyak ilmu dari acara ini. Menurutnya materi yang disampaikan mudah dipahami bahkan hingga diabadikan dalam guratan sketchnote. 

 

Juga dari akun IG @ikanaldo_kristanto dari Kapuas, Kalimantan Tengah yang mengatakan bagaimana manajemen penggunaan uang dari hasil pendapatan tiap bulan dengan benar secara terperinci dan mendalam serta dilengkapi kajian-kajian yang sering ditemui dalam kehidupan nyata.

 

Bagi peserta atau masyarakat umum yang ingin mendapatkan ilmu dari Yohannes Harjono Saputro, beliau membuka konsultasi perencanaan keuangan secara private atau di tempat terbuka seperti kampus, komunitas, company atau forum lainnya, diakhir sesi webinar, diundi beberapa door prize menarik seperti saldo OVO dan emas batangan untuk 2 orang pemenang.

 

“Pada akhirnya semua manusia menyadari bahwa bahagia itu diciptakan dan sejahtera itu disiapkan. Jadi perencanaan keuangan adalah strategi untuk menyiapkan kesejahteraan," tutup Yohannes.




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama