PAKAR: Tidak Masalah Pertamax Naik, Erick Thohir Tetap Subsidi BBM Rakyat

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional Pusat Kedaulatan Rakyat (MPN PAKAR), Razikin, menyampaikan bahwa rencana kenaikan harga Pertamax, merupakan sesuatu yang tidak terelakkan, karena mengingat harga minyak dunia mengalami kelonjakan.


Ilustrasi

Persoalan kenaikan minyak dunia itu tentu saja berdampak pada harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. Ini juga kemudian akan mempengaruhi naiknya nilai subsidi pada BBM bersubsidi seperti Solar dan Premium. Karena itu, apa yang disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir,  tentang rencana menaikkan harga BBM jenis Pertamax tidak ada masalah. 


Razikin, yang juga Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini, mengapresiasi rencana kebijakan tersebut, karena diikuti juga dengan adanya subsidi untuk BBM jenis Pertalite.


“Indonesia saya kira menurut berbagai sumber, harga jual beberapa jenis BBM seperti Pertamax Pertamina Rp9.000 per liter, dan harga BBM non-subsidi kita ini lebih murah dibanding dengan negara tetangga kita, seperti Singapura Rp30.800 per liter, Thailand Rp20.300 per liter, Laos Rp23.300 per liter, Filipina Rp18.900 per liter, Vietnam Rp19.000 per liter, Kamboja Rp16.600 per liter dan Myanmar Rp16.600 per liter,” jelasnya.


Selanjutnya Razikin menegaskan, menaikkan harga Pertamax  dan menyubsidi Pertalite adalah sebuah formulasi kebijakan yang harus diambil. "Saya harus memberi apresiasi pada Erick Thohir, yang secara gamblang menyampaikan rencana tersebut, dan ini merupakan kebijakan yang tidak populis," ujarnya. 


“Karena itu, saya percaya rakyat Indonesia dapat menerima apa yang disampaikan Erick Thohir. Hari-hari ini, seluruh dunia sedang mengalami hal yang sama akibat konflik Rusia-Ukraina. Bahkan secara ekstrem kita mendorong Pertamina untuk menyiapkan skenario terburuk apabila situasi global seperti konflik Rusia-Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir,” lanjut Razikin.


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama