Politisi Nasdem : Erick Thohir adalah Restorasi Indonesia

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Politisi Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin muda dan cerdas serta tidak bisa merangkul seperti Erick Thohir. Irma bahkan menyebut, Erick Thohir adalah Restorasi Indonesia. 


Meneg BUMN Erick Thohir (Ist)

Irma mengatakan, Erick memang bukan dari Nasdem. Namun, Erick dinilai memiliki sikap hidup dan komitmen membangun bangsa di  jalan Restorasi Indonesia. 


Istilah Restorasi Indonesia yang menjadi tagline partai Nasdem mencerminkan sikap politik partai tanpa mahar, sikap politik yang tegas dari hitam menjadi putih, dari korupsi menjadi amanah, dan dari pura-pura menjadi jujur.


"Dalam catatan sejarah Pemerintah Republik Indonesia, belum ada satu Menteri pun yang berani dan mau  melaporkan Direksi perusahaan di bawah wewenangnya ke pihak yang berwajib karena kasus korupsi. Inilah sikap politik yang tegas dalam memberantas korupsi dan membersihkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari praktik-praktik yang tidak terpuji dengan jargon AKHLAK-nya," kata Irma. 


Selain itu, Erick juga dinilai konsisten merangkul kembali insan BUMN yang terpapar faham khilafah untuk kembali menjaga ideologi bangsa, yaitu Pancasila dan turunannya, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.


"Erick yang saya kenal adalah sosok anak muda sukses, kaya raya, tetapi tetap santun, dan tidak sombong. Beliau tipe yg mau mendengar dan enak diajak diskusi, mau menerima kritik dan masukan," kata Irma. 


Menurutrnyia, Indonesia butuh pemimpin yang mempersatukan 3  komponen; TNI, Polri dan Rakyat. Selain itu, Indonesia juga butuh pemimpin yang tahu kebutuhan rakyat, peningkatan sumber daya masyarakat, dan sekaligus kesadaran rakyat dalam bernegara, sehingga tercipta yang namanya sense of belonging rakyat pada negara. 


"Dan itu semua ada pada Erick Thohir," kata Irma. 


Dia menambahkan, Erick Thohir bukan kader partai, tetapi sangat tahu bagaimana menghargai dan merangkul partai politik. Indonesia butuh pemimpin yang muda, cerdas dan tidak berpihak tetapi merangkul seperti itu agar bisa menghindari Indonesia dari perpecahan. 


"Untuk itu, sekali lagi kita butuh pemimpin yang mampu mempersatukan, dia tidak di kiri ataupun di kanan, dia ada untuk kita semua Indonesia," kata Irma.


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama