Produk Ekonomi Kreatif Indonesia Tampil di Tourism Working Group 2022

LABUAN BAJO, suarapembaharuan.com - Ragam produk ekonomi kreatif mewarnai "1st Tourism Working Group" atau kelompok kerja pariwisata pada Presidensi G-20 Indonesia 2022. Karya-karya tersebut dipromosikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada event internasional yang berlangsung 10-11 Mei 2022 di Sudamala Resort, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).


Foto : Ragam produk ekonomi kreatif tampil pada "1st Tourism Working Group" atau kelompok kerja pariwisata pada Presidensi G-20 Indonesia 2022 yang dipromosikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Sudamala Resort, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di antaranya pakaian tradisional yang dikenakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, berupa tenun sutra Mandar Sureq Marasa, syal songke khas Manggarai, NTT, yang dikenakan oleh Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh, dan Co Chair of Tourism Working Group, Iman Santosa, hingga dihadirkannya ragam produk olahan kuliner khas Nusa Tenggara Timur. 


Kain tenun sutra Mandar Sureq Marasa yang dikenakan Menparekraf Sandiaga saat membuka 1st Tourism Working Group secara daring ini adalah motif tenun baru dari Sulawesi Barat, yang merupakan gagasan dari Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat. 


Menparekraf menyampaikan bahwa kain Sureq Marasa salah satu produk ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya pengrajin yang mayoritas dilakukan oleh ibu-ibu daerah pesisir Sulawesi Barat. 


"Tenun sutra Sureq Marasa dibuat dengan proses handmade dan ditenun dengan alat tradisional yang keseluruhannya dilakukan oleh tenaga manusia, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi," ujar Menparekraf dalam keterangannya Kamis (12/5/2022). 


Sementara itu, syal yang dikenakan Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh, dan Co Chair of Tourism Working Group, Iman Santosa merupakan songke khas Manggarai, NTT, ini adalah kain tenun yang wajib dikenakan saat acara-acara adat. Antara lain saat kenduri (penti), membuka ladang (randang), hingga saat musyawarah (nempung). 


Motif yang dipakai pun tidak sembarang. Setiap motif mengandung arti dan harapan dari orang Manggarai dalam hal kesejahteraan hidup, kesehatan, dan hubungan, baik antara manusia dan sesamanya, manusia dengan alam maupun dengan Sang Pencipta. 


Tak hanya pakaian tradisional yang dihadirkan, produk subsektor kuliner khas NTT pun turut ditampilkan pada 1st TWG 2022. Hadirnya ragam produk ekraf pada 1st TWG 2022 di Labuan Bajo ini diharapkan bisa mengenal keragaman dan keunikan budaya Indonesia kepada para delegasi G-20.


Direktur Utama BPOLBF (Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores), Shana Fatina mengatakan hadirkan produk-produk ekraf pada ajang 1st TWG 2022 ini menjadi sarana promosi efektif kepada para delegasi.


"Display yang kami tampilkan pada ajang ini dikemas dengan menarik, seperti kopi khas NTT, ada 4 jenis kopi yang ditawarkan yaitu Juria, Robusta, Arabica, Yellow Catura. Kopi Robusta Manggarai dan Arabica Manggarai serta Arabica Bajawa telah memiliki sertifikasi indikasi geografis sehingga memiliki nilai yang tinggi dan dapat memberi manfaat lebih bagi petani kopi," katanya. 


Juga terdapat hampers eksklusif produk dari 11 Kabupaten Floratama, antara lain madu dari Lembata, sirup gula sorghum Flores Timur, teh herbal dari Manggarai, kopi arabika juria dari Manggarai Timur, coconut chips dari Nagekeo, biji kakao manis dari Sikka, sambal nanas dari Ende, kopi Arabica Bajawa dari Ngada, kacang kenari kakao kayu manis dari Alor, kacang mete caramel dari Bima, dan juga gula aren kristal dari Mabar.


"Juga dekorasi atribut meeting termasuk songke Manggarai yang ditenun oleh para perempuan Flores dan patung komodo handmade dari masyarakat, menunjukkan kekuatan ekraf berbasis masyarakat di Labuan Bajo," tambah Shana.


Selain hasil produk ekraf, lanjut Shana, juga ditampilkan materi promosi lainnya, seperti buku kopi Flores, buku dan foto-foto proses pembuatan dan penggilingan kopi serta pemutaran video promosi pariwisata Labuan Bajo yang menggambarkan keindahan alam, keunikan budaya, serta kekuatan pariwisata berkelanjutan pada sesi TWG tersebut. 


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama