Sandiaga: Pariwisata Indonesia Sumbang Ekonomi 4,3 Persen dari PDB

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 tidak hanya menyasar daerah pedalaman nusantara. Kawasan Pecinan Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, pun masuk dalam 50 Desa Terbaik Desa Wisata Indonesia Bangkit. 


Ist

Program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Bapakekraf) tersebut bertujuan untuk meningkatkan potensi kawasan yang dikenal kaya akan tradisi asli Tiongkok itu. Mulai dari arsitektur, kuliner, sampai seni dan budaya.     


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan pariwisata Indonesia menyumbang ekonomi sebesar 4,3 % dari produk domestik bruto (PDB). Hal ini menjadi best practice dan sebuah pencapaian yang membanggakan.


Hal itu diungkapkan saat mengunjungi Desa Wisata Pecinan Glodok yang terletak di Kecamatan Taman Sari, Glodok, Jakarta Barat merupakan salah satu desa wisata yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang menjadi program unggulan Kemenparekraf.      


Ditegaskan output dari program ADWI 2022 membuat desa wisata menjadi lokomotif pengembangan pariwisata yang tahun ini naik kelas.  Dari posisi 44 menjadi 32 oleh World Economic Forum. Maka perlu dijaga supaya tetap berkelanjutan. Pihaknya sedang mencanangkan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun ini. 


"Dampak ekonominya pariwisata bisa menyumbangkan 4,3 % dari PDB kita. Ekonomi kreatif kita sudah nomor 3 besar dunia dan mencapai 7,8 %. Output berikutnya adalah posisi Indonesia sekarang sebagai ASEAN Tourism Forum Chairman. Di mana saya diberi kepercayaan dan amanah," katanya di Desa Wisata Pecinan Glodok, Minggu (26/6/2022).

 

Dan output terakhir, lanjut Sandiaga, adalah sidang umum PBB menyatakan bahwa pariwisata Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan merupakan best practice. Indonesia sudah bisa mengalahkan Thailand dan Malaysia.


Ia mengatakan kawasan Pecinan Glodok, Tamansari masuk dalam 50 Desa Terbaik Desa Wisata Indonesia Bangkit bertujuan untuk meningkatkan potensi kawasan yang dikenal kaya akan tradisi asli Tiongkok mulai dari arsitektur, kuliner, sampai seni dan budaya.   Desa wisata ini mendapatkan pembinaan dan pendampingan oleh salah satu mitra bakti BCA selama satu tahun.


"Dari 3.500 peserta desa wisata, Kampung Wisata Pecinan Glodok berhasil menembus 50 besar di seluruh Indonesia. Alhamdulillah. Saya tadi melihat akulturasi dari berbagai budaya. Ada budaya dari Tiongkok, Portugis, Muslim, juga dari Melayu, dan banyak sekali. Ada Wushu, ada pencak silat. Semua di sini bersatu padu dalam suatu keberagaman berbasiskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Ini adalah pariwisata berbasis komunitas,” kata Sandiaga dalam sambutannya.


Sebagaimana penilaian desa wisata yang lain, destinasi wisata di Desa Wisata Pecinan Glodok telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022. Bicara kekhasan, memiliki historis menarik. Itu semua terbangun dari hasil kolaborasi seluruh etnis yang ada, seperti Tionghoa, Sunda, Betawi, Jawa dan lainnya.


Untuk menuju ke desa wisata ini, wisatawan dapat memilih moda transportasi perkotaan yang mudah didapatkan. Jika dari bandara, bisa menggunakan Damri Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Kemudian, di dalam kota Jakarta, pelancong dapat mengakses Trans Jakarta dan Commuter Line.


Banyak destinasi plesiran yang ikonik di sini. Begitu memasuki area desa wisata ini, wisatawan sudah disambut oleh bangunan-bangunan dengan desain arsitektur khas Tiongkok. Kemudian, masuk lebih jauh, wisatawan akan disuguhkan berbagai lokasi wisata menarik. Mulai dari wisata sejarah, kuliner, seni dan budaya, hingga berbelanja.  


Seperti Pancoran Chinatown Point. Itu merupakan destinasi baru dan tempat strategis bersejarah di pusat kota Jakarta. Pancoran Chinatown Point memadukan bangunan hunian klasik-elegan dengan area komersial serta Citywalk dan mal tematik. 


Lalu, ada Gang Gloria yang merupakan salah satu pusat jajanan. Pada masa jayanya, sejumlah restoran di Gang Gloria menjadi tempat jajanan favorit. Nama Kopi Tak Kie, barber shop Ko Tang, Gado-Gado Direktur, dan Soto Betawi Afung adalah bagian dari substreet ini.


Ada pula Pantjoran Tea House merupakan kedai teh legendaris di kawasan Pecinan Glodok. Eksterior bangunan mengikuti bentuk bangunan aslinya, yaitu eks Apotek Tjung Hwa, bagian dari sejarah Kesehatan warga Batavia pada awal abad ke-20.


Kemudian Petak Enam merupakan tempat wisata kuliner yang terletak di Gedung Chandra Glodok. Terdiri dari beragam menu makanan khas Tiongkok, Barat dan Nusantara dengan konsep foodcourt. Bangunan Petak Enam memiliki desain dan arsitektur yang unik karena bernuansa Tiongkok dengan hiasan lampion merah dan ornamen-ornamen khas Negeri Tirai Bambu.


"Potensi wisata menarik yang ditonjolkan menurut saya budaya, wisata sejarah, dan paling menarik banget wisata kuliner sebetulnya. Jadi kalau kita lihat ada bebek gorng Bikin Tajir, ada Pizza Plano. Ada tadi juga kalau kita lihat akulturasi budaya Tiongkok, ada Barongsai, ada tari, ada Wushu, ada juga pencak silat. Ini semua menjadi satu kesatuan,” ungkap Sandi.

   

Membahas potensi seni, Desa Wisata Pecinan Glodok memiliki keberagaman yang terafilisasi dengan budaya masyarakat Betawi. Misalnya Tanjidor. Salah satu kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Seni musik ini dimainkan secara berkelompok. Biasa disingkat tanji yang berarti menabuh dan tambur yang berbunyi dor dor dor, maka digabunglah menjadi tanjidor.


Alat musik yang digunakan pada Tanjidor yaitu alat musik tiup dan pukul. Kemudian Ondel-ondel. Merupakan boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu yang dihiasi dengan pakaian dan pernak-pernik aksesoris yang membuatnya terlihat seperti manusia.


Ondel-ondel juga merupakan bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan di pesta rakyat. Seni bela diri asli mereka yang dikenal adalah Silat Beksi. Silat Beksi diciptakan oleh Lie Tjeng Hok, seorang petani Tionghoa peranakan yang menciptakan ilmu beladiri khas percampuran antara ilmu beladiri keluarganya dan ilmu-ilmu beladiri yang dipelajarinya dari guru-guru silat Betawi.


Dan yang tak ketinggalan, Barongsai. Tarian Singa khas Tiongkok itu memperlihatkan ketangkasan serta kekompakan para pemain sehingga gerakan tarian dinamis dan selaras dengan musik, serta membuat singa yang dimainkan seolah-olah hidup.


Bicara budaya pun menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Mulai dari Cap Go Meh yang merupakan penutup dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek. ‘Cap Go’ berarti lima belas dalam dialek Hokkian, maka perayaannya jatuh pada hari ke-15 setelah perayaan Imlek atau bertepatan dengan munculnya bulan purnama. Ada pula Candra Naya merupakan bangunan bersejarah abad ke-18 di Jakarta, rumah bagi keluarga Khow Van Tamboen, terutama anggota berpangkat tertinggi:


Kemudian, Klenteng Toa Se Bio merupakan gabungan dari dua kata yaitu ‘Toase’ yang berarti pesan dan ‘bio’ yang berarti candi. Sehingga dimaksudkan agar candi ini menghormati pesan-pesan perdamaian yang dibawa dari Tiongkok pada waktu itu. Kemudian, ada Gereja Santa Maria de Fatima.


Salah satu Gereja Katolik di Jakarta yang dibangun dengan arsitektur Tiongkok pada awal abad ke-19. Gereja ini sebelumnya bernama Gereja Toa Se Bio, karena dulunya berada di jalan Toa Se Bio. Sementara untuk produk kriya, di Desa Wisata Pecinan Glodok, wisatawan dapat membawa oleh-oleh seperti keramik dan porselen, Poci Teh Keramik, dan pernak-pernik lampion.


Desa Wisata Pecinan Glodok termasuk kedalam wisata urban yang terletak di perkotaan dengan beragam fasilitas penginapan, mulai dari hotel bintang lima hingga rumah kos serta pemanfaatan rumah warga yang dibuat sebagai motel. Itu semua sudah lengkap dengan fasilitas umum yang dibutuhkan para wisatawan.


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama