Sandiaga : Desa Bugisan Kaya Warisan Leluhur Jadi Destinasi Unggulan Berpotensi Lapangan Kerja

KLATEN, suarapembaharuan.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan Desa Wisata Bugisan yang kaya akan warisan leluhur menjadi destinasi unggulan dan berpotensi terciptanya lapangan kerja.


Foto : Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno disambut tarian dan acara tradisional saat berkunjung ke Desa Wisata Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jateng.

Terkait potensi seni, Desa Wisata Bugisan memiliki pertunjukan warisan leluhur, yakni Karawitan dengan musik gamelan yang dimainkan oleh warga sekitar. Lalu, ada Pring Sedapur, alat musik asli desa tersebut yang dibuat sendiri oleh Ki Sutikno, warga desa Bugisan. Alat musik ini terbuat dari sekelompok pohon bambu atau pring sedapur.


Kemudian ada Jathilan, pertunjukan kuda lumping. Ada pula Gejog Lesung yang masih dilestarikan dan biasa dimainkan oleh warga lansia dan biasa ditampilkan di festival budaya Candi Plaosan. Selain Jathilan, desa tersebut juga memiliki ragam tarian lain seperti, Sorak Gumyak, Wanara, dan Sendratari.  


Soal budaya, Desa Bugisan masih memegang teguh warisan leluhur yang dititipkan dan ada sejak zaman dahulu. Ikon wisata budaya yang sangat terkenal yaitu Candi Plaosan yang merupakan salah satu candi yang menjadi akulturasi antara candi Hindu dan Budha sebagai salah satu bukti cinta Rakai Pikatan dan juga Pramudyawardani. Selain itu Desa Bugisan juga memiliki candi lain, yaitu Candi Ghana.


”Saya melihat bahwa Desa Wisata Bugisan ini bisa menjadi satu klaster percontohan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru yang berkualitas. Berbasis komunitas yang ada di pedesaan sehingga akhirnya kekuatan masyarakat untuk bangkit kembali pasca pandemi ini bisa kita wujudkan dan realisasikan. Dan target 2024 penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru bisa kita realisasikan,” kata Sandiaga dalam keterangannya Selasa (5/7/2022).


Hal itu merupakan kunjungannya ke Desa Bugisan yang terletak di Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Bugisan termasuk ke dalam 50 desa wisata terbaik dalam program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Itu merupakan program unggulan Kemenparekraf sebagai penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia.


Bicara potensi, letak Desa Wisata Bugisan sangat strategis. Berada di area pintu keluar Candi Prambanan yang berbatasan dengan Desa Tlogo. Desa Bugisan memiliki banyak peninggalan purbakala salah satunya Candi Plaosan. Kemegahan Candi Plaosan dengan stupa yang memadukan corak Hindu dan Budha menjadi daya tarik wisata domestik maupun mancanegara.


Nuansa alam pedesaan yang asri dan budaya masyarakat jawa, ramah tamah, serta kesenian budaya merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh warga masyarakat. Kekayaan alam dan peninggalan sejarah itulah yang menjadikan Desa Bugisan menjadi simbol interaksi yang harmonis antara manusia, alam, dan sang pencipta.


Desa Wisata Bugisan memiliki beberapa objek wisata buatan unggulan, di antaranya, Paseban Candi Kembar. Itu merupakan cafetaria yang berada di sebelah timur Candi Plaosan. Paseban Candi Kembar dikonsep sebagai kafe semi modern yang dihiasi lampu lampion warna warni. Di area itu juga dibangun saung-saung untuk persinggahan pengunjung, serta terdapat panggung untuk acara live music.


Kemudian ada Daleme Simbah yang merupakan rumah tradisional peninggalan salah satu tokoh desa. Di bangunan itu, wisatawan dapat menemukan aksen atau tulisan Jawa kuno Hanacaraka yang dilestarikan. Tulisan tersebut menceritakan fase kehidupan manusia menurut Jawa dari lahir sampai meninggal.


Urusan kuliner, pelancong bisa mencicipi berbagai menu khas. Seperti jamu tradisional, Jenang Kendhil, Sego Gudangan, Sego Wiwitan, dan Sambel Wader. Ada pula cemilan di antaranya, ampyang, keripik pisang, aneka peyek, dan aneka olahan pepaya.


Nah yang menarik, Desa Bugisan juga memiliki souvenir yaitu baju daur ulang sampah. Di mana proses pembuatannya adalah dari sampah rumah tangga yang tidak dapat diurai maka diolah oleh ibu-ibu PKK Desa Bugisan sehingga memiliki nilai jual yaitu baju daur ulang, selain itu Desa Bugisan juga memiliki produksi batik eco printing dengan bahan dari alam yang ramah lingkungan, motif motif alam. Pengunjung juga bisa ikut membuat batik tersebut.


"Destinasi wisata Candi Plaosan perlu ditingkatkan kembali secara penataannya. Namun, ada yang menarik dengan Candi Plaosan karena usianya yang sama dengan Candi Borobudur yakni 1.200 tahun yang lalu. Masih relatif bisa dikunjungi. Dan ini merupakan alternatif. Jadi, saya ingin menyampaikan bahwa Desa Wisata Bugisan ini merupakan destinasi unggulan yang masuk dalam ekosistem destinasi super prioritas Borobudur," ungkap Sandi.


Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan untuk pencatatan hak intelektual alat musik asli Desa Wisata Bugisan, Pring Sedapur, yang dibuat oleh Ki Sutikno. Dengan demikian hal ini tercatat untuk diturunkan kepada generasi selanjutnya.


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama