Sandiaga Fokus Program ADWI yang Menciptakan Lapangan Kerja dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat

WONOSOBO, suarapembaharuan.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengaku tengah berfokus pada program unggulan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang memberikan dampak pada terciptanya lapangan kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat.


Foto : Menparekraf Sandiaga Uno tengah melakukan ritual ruwatan rambut gimbal yaitu upacara pemotongan cukur rambut pada anak-anak berambut gimbal, untuk membersihkan dari hal-hal buruk di Desa Wisata Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. [istimewa]

Pengembangan desa wisata ini menjadi lokomotif dalam menjaga momentum kebangkitan ekonomi pascapandemi. Hal ini dibuktikan dari big data yang diterima Menparekraf bahwa dengan adanya desa wisata, peningkatan ekonomi masyarakat naik hingga 30%. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk terus menggelorakan desa-desa wisata yang ada di Indonesia.


"Berdasarkan big data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, kenaikan ekonomi masyarakat dengan adanya desa wisata ini mencapai 30%. Ini menjadikan suatu momentum kebangkitan kita. Di tengah pandemi desa wisata menjadi pilihan," ujarnya saat berkunjung di Desa Wisata Sembungan, Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dalam keterangannya pada Minggu (17/7/2022).


Kemenparekraf sudah berkomitmen dan memasukkan menjadi program unggulan bahwa demokratisasi dari pariwisata ini adalah memberikan dampak pariwisata yang berkeadilan, karena kalau desa wisata ini yang merasakan seluruh masyarakat langsung.


Desa yang dinobatkan sebagai desa wisata tertinggi di Pulau Jawa dan terkenal dengan keindahan pemandangan matahari terbit, ini berhasil masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.


Sandiaga menikmati dan mengagumi keindahan alam dan budaya yang ditawarkan oleh Desa Wisata Sembungan. Ia mengungkapkan, perpaduan antara destinasi wisata alam Telaga Cebong dan wisata budaya Potong Rambut Gimbal merupakan daya tarik yang fantastis. Untuk meningkatkan potensi wisata di desa tersebut, Kemenparekraf berkolaborasi dengan Astra.


"Saya ingin berikan tepuk tangan kepada Astra yang telah menjadikan ini Tunas Kampung Berseri Astra. Sebagai mitra kita untuk membangkitkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Sandi didampingi Wakil Bupati Wonosobo M Albar.    


Desa Wisata Sembungan, terletak di Kecamatan Kejajar berada pada ketinggian sekitar 2.300 Mdpl. Lokasi Desa Sembungan sangat mudah dijangkau dari arah Wonosobo yaitu sejauh 24 kilometer atau dapat ditempuh dengan waktu 55 menit.


Puncak Sikunir merupakan destinasi ikonik yang menjadi unggulan. Objek wisata tersebut menawarkan keindahan pemandangan matahari terbit yang tiada duanya. Untuk dapat menikmati sunrise di sana, wisatawan dapat mengunjunginya pada musim kemarau di mana cuaca cenderung lebih cerah dan tak berkabut. Dalam perjalanan menuju puncak bukit, wisatawan akan disuguhkan pemandangan yang indah.


Salah satunya adalah pemandangan Telaga Cebong. Itu merupakan telaga yang terjadi dari bekas kawah purba, dulunya memiliki luas sekitar 18 hektar, akan tetapi lama kelamaan mulai menyempit dan tersisa sekitar 12 Ha. Lokasi Telaga Cebong berada di sebelah barat Gunung Sikunir dengan bentuk menyerupai cebong atau berudu mungkin dari bentuk itulah akhirnya telaga ini diberi nama Telaga Cebong.


Kemudian, ada air Terjun Sikarim. Itu merupakan curug tertinggi yang ada di Pulau Jawa karena memiliki ketinggian sekitar 125 meter. Airnya mengalir melewati tebing batu yang sangat tinggi, terdapat beberapa aliran air di tebing tersebut. Air yang mengalir tersebut berasal dari Telaga Cebong.


Sementara soal potensi seni dan budaya, desa tersebut memiliki beragam tarian. Salah satunya, Tari Angguk. Tari tersebut merupakan hiburan atau pendukung untuk menyemarakkan perhelatan, pernikahan atau nadir (membayar janji). Lalu ada budaya Ruwatan Cukur Gimbal. Itu merupakan upacara pemotongan (cukur) rambut pada anak-anak berambut gimbal (gembel).


Ritual ruwatan yang diadakan pada tanggal satu suro menurut kalender jawa ini bertujuan untuk membersihkan atau membebaskan anak-anak berambut gimbal dari sukerta atau sesuker (kesialan, kesedihan, atau malapetaka). Soal kuliner, wisatawan dapat berburu Carica, Terong Belanda, dan Purwaceng.


Di desa ini, para wisatawan juga dapat bermalam. Tersedia 40 homestay dengan biaya sewa per kamar yang sangat terjangkau. Fasilitas umum pun lengkap. Seperti halnya desa wisata yang lain, destinasi wisata di desa itu telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022.


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama