Pendiri Pokja Humas Sumut: Edy - Ijeck Sudah Pecah Kongsi

MEDAN, suarapembaharuan.com – Istilah ‘Golkar Baru’ yang dilontarkan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi disimpulkan sebagai serangan langsung terhadap Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah. Ini sekaligus menunjukkan hubungan dua pemimpin berlabel Eramas tersebut sedang tidak baik-baik saja.


H Idrus Djunaidi

“Istilah ‘Golkar Baru’ atau ‘Golkar yang Baru-Baru’ dalam pidato Gubsu Edy dapat diartikan sama dengan menyebut orang-orang baru di Partai Golkar. Itu serangan langsung karena merujuk pada barisan Wagubsu Ijeck (Musa Rajekshah),” ujar pendiri Kelompok Kerja Kehumasan (Pokja Humas) Sumut, H. Idrus Djunaidi kepada wartawan di Medan, Minggu (11/9/2022).


Idrus menjelaskan, ada cukup banyak loyalis Ijeck di Kepengurusan DPD Golkar Sumut saat ini. Mereka rata-rata baru berpartai dan masuk Golkar.


“Ijeck juga baru kali ini berpartai. Jadi jelas sekali, pidato Gubsu Edy itu serangan langsung terhadap Ijeck,” tukas jurnalis senior yang juga deklarator Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Sumut ini.


Diketahui, Gubsu Edy Rahmayadi melontarkan istilah ‘Golkar yang Baru-Baru’ saat didaulat berpidato dalam acara Peresmian Kantor DPD Partai Demokrat Sumut di Jalan Sudirman, Medan, Jumat (9/9/2022).


Sebagaimana video yang berseliweran di media sosial dan dikutip sejumlah media massa, ketika itu Gubsu Edy tegas mengatakan, ”Golkar yang baru-baru ini pulak yang bully-bully (baca: menggertak, mengejek) aku!”


Sebelumnya, sembari menunjuk ke arah kader-kader Golkar yang ikut menghadiri acara peresmian Kantor DPD Demokrat Sumut, Edy Rahmayadi berkata, “Ini orang ini purak-purak, bukan pengusung saya ini.”


Lalu, Edy menyebut kader-kader Golkar di acara Partai Demokrat itu sebagai orang-orang yang baru. Sementara, dirinya pada tahun 1987 sudah ikut mengawal pergerakan Partai Golkar lantaran saat itu semua anggota TNI adalah kader Golkar.


Idrus merasa penting menanggapi pidato Edy lantaran efeknya menyangkut masa depan Provinsi Sumut. Biar bagaimanapun, Idrus menyimpulkan keretakan hubungan Edy dengan Ijeck akan berimbas pada jalannya roda pemerintahan di Sumut hingga 4 September 2023, akhir masa jabatan Eramas (Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah).


“Selama empat tahun memimpin Sumut, kita tidak melihat ada hal positif dalam sendi-sendi pemerintahan yang dibangun Eramas. Kita berharap setahun ke depan ada karya gemilang dihadirkan Eramas sebagai warisan di Sumut. Tapi, dengan kondisi retaknya hubungan Eramas, sebagaimana yang sudah terang-terangan ditunjukkan Gubsu Edy, harapan itu sepertinya sia-sia,” ungkap Idrus.


Lebih dari persoalan itu, Idrus juga merasa perlu meluruskan bahwa di partai politik tidak ada istilah orang baru atau orang lama. Semuanya berstus sama, yakni kader.


“Saya pernah aktif di AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar), di di tahun 1990-an. Ketika saya masuk Golkar, tak ada yang menyebut saya orang baru. Memang itu cerita lama, karena sejak Orde Reformasi saya memilih independen dan fokus pada profesi jurnalis televisi,” kisah Idrus pula.


Kemudian, Idrus menyimpulkan serangan Edy terhadap Ijeck sudah membuktikan Edy maupun Ijeck sebelumnya sempat mempertontonkan drama pembohongan publik. Kepada kalangan media, beberapa waktu lalu, Edy dan Ijeck tampil menegaskan kalau hubungan mereka baik-baik saja.


“Silakan cek. Jejak digitalnya masih ada. Edy ketika itu mengistilahkan hubungan Gubsu dan Wagubsu seperti hubungan suami-istri,” tukas Idrus. 


Idrus pun mencoba menafsirkan mimik wajah Ijeck saat tampil berdua dengan Edy untuk menepis keretakan hubungan mereka. Ketika itu, menurut Idrus, mimik Ijeck terlihat cukup tertekan.


Berdasar monitoring yang dilakukannya selama empat tahun kepemimpinan Eramas, Idrus menyimpulkan Ijeck tidak nyaman menjalaninya. Selain Ijeck memang tidak mendapatkan proporsi memadai dalam mengambil keputusan, Gubsu Edy juga terlihat jalan sendiri tanpa bisa diberi masukan.


“Performa Ijeck baru terlihat kembali setelah dia memimpin Golkar di Sumut. Dia tampaknya lebih happy menjalani fungsi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut,” pungkas Idrus, sembari meminta agar masyarakat Sumut berdoa ada hidayah dari Illahi di tahun terakhir Eramas memimpin. Sehingga, setidaknya, ada sesuatu yang dirasakan bermanfaat di penghujung kepemimpinan Eramas. 


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama