Sarang Burung Walet Asal Sumut Jadi Primadona di Pasar Internasional

DELISERDANG, suarapembaharuan.com - Sarang burung walet asal Sumut menjadi primadona di pasar internasional. Bahkan, permintaan dari sejumlah negara untuk pruduksi ekspor ini semakin tinggi.


Ist

Itjen Kementerian Pertanian (Kementan), Jan Samuel Maringka mengemukakan hal tersebut saat meninjau kesiapan PT.Damai Walet Sentosa (DWS) yang berlokasi di Jalan Teruno Joyo, Dusun X, No.8, RT.004/RW.001, Desa Cinta Rakyat, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.


Didampingi Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, Lenny Hartati Harahap, Jan Samuel melalui keterangan tertulis, Sabtu (17/9/2022), datang dalam rangka "Evaluasi Kesiapan Instalasi Karantina Hewan Sarang Burung Walet untuk ekspor ke China. Kunjungan ini untuk mendukung ekspor dan program jaga pangan.


"Kami hadir dalam rangka gerakan tiga kali ekspor (gratieks). Salah satu unggulan kita saat ini adalah sarang burung walet. Kehadiran kita memastikan sambil melihat kemampuan perusahaan ini dalam konteks kedepannya,” ujar Jan Samuel.


Dijelaskan, dalam mengisi pasar ekspor ada beberapa regulasi internasional. Untuk itu, kehadiran pihaknya bersama tim untuk meneliti kembali kesiapan PT DWS.


"Kita sudah melihat tadi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita mendorong agar bisa terjadi percepatan, sehingga program gratieks bisa terus meningkat,” jelasnya.


Ia menyebut, peluang Indonesia di pentas Internasional sangat besar dan merupakan salah satu tempat utama sebagai produksi sarang burung walet. 


Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan pengecekan segala kesiapan produksi, agar Indonesia bisa terus menjadi negara terbaik penghasil sarang burung walet. 


"Tadi kami sudah melihat kesiapan PT DWS," tandasnya. 


Kedepannya, katanya, pihaknya akan secara terus menerus melakukan konfirmasi ke perusahaan lainnya guna mengetahui kesiapan produksi sarang burung walet.


"Tentunya ini akan memberikan kontribusi kepada masyarakat setempat dan pemerintah daerah. Ini juga sebagai wujud peran serta peningkatan Indonesia di pentas Internasional,” pungkasnya.


Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, Lenny Hartati Harahap menuturkan Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan terus melakukan pendampingan.  


"PT DWS saat ini sudah memasuki tahap audit dan kita juga akan terus melakukan pendampingan," jelasnya.


"Sasaran ekspor kita ke China. Kita juga sudah mendaftar dan menunggu waktu auditnya. Mudah-mudahan dengan adanya audit ini ekspor kita semakin meningkat di Sumatera Utara terutama Deliserdang,” ucap wanita murah senyum ini. 


Lenny menyebut bahwa di Sumatera Utara sudah ada 3 perusahaan, di mana salah satunya berasal dari Kabupaten Deliserdang. 


“Kedatangan tim dari Kementan RI semakin mendorong kita untuk lebih bersemangat lagi,” ucapnya. 


Lenny menambahkan bahwa dengan bertambahnya Instalasi Karantina Hewan PT. Damai Walet Sentosa, maka akan menambah potensi ekspor SBW ke Cina dan otomatis target ekspor kita dari Sumut akan lebih maksimal.


Untuk diketahui, dalam pemenuhan dan berkelanjutan ekspor dengan komitmen pemenuhan pesyaratan yang telah ditetapkan pemerintah China, PT. Damai Walet Sentosa telah memenuhi semua persyaratan dengan mengirimkan tolak ukur inspeksi, form pendaftaran ke china melalui GACC. (Reza/ Gibson Simanjuntak)


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama