Kerajinan Kain Perca Asal Jawa Tengah Tembus Pasar Belanda

SEMARANG, suarapembaharuan.com - Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah (Jateng) terus berkembang. Bahkan produk hasil kerajinan usaha lokal di sana mulai merambah pasar internasional.


Ist

Selain disokong 40 persen anggaran pemerintah belanja daerah (APBD), pemerintah juga membantu pengembangan khusus UMKM sebesar Rp1 miliar untuk masing - masing 35 kabupaten/kota di daerah tersebut.


Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah mencatat, saat ini ada sekitar 3528 UMKM binaan. Pembinaan dilakukan salah satunya dengan memberikan pelatihan-pelatihan. Mulai dari peningkatan kualitas produk, packaging, marketing, dan manajemen.


Lyna Windiarti, pemilik usaha Double Eight Craft adalah salah satu dari ribuan UMKM yang merasakan manfaat perhatian besar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Berkat pendampingan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kerajinan berbahan kain perca yang dirintis sejak 2019 lalu, kini pemasarannya sudah sampai ke Belanda.


Lyna, saat ditemui di rumahnya Plamongan Indah Jln Sonokeling II D59, Kota Semarang mengaku awalnya ia adalah seorang penjahit pakaian wanita. Namun, sisa kain perca ia kumpulkan dan akhirnya muncul ide untuk mengolahnya kembali. 


"Jadi kemudian waktu itu nggak saya buang perca-percanya saya simpan, saya kumpulkan akhirnya saya olah lagi menjadi produk seperti homedekor yaitu sarung bantal, taplak meja, bad cover, sama cover sofa," katanya. 


Di awal usaha kerajinan kain perca di tahun 2019 itu, Lyna hanya menjual melalui jaringan pertemanan. Sampai saat ia mendapat pembinaan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, usahanya kian berkembang dan maju.  


"Kontribusinya (Pemprov) sangat bagus. Pertama saya dikasih pelatihan-pelatihan. Yang awal-awal itu saya ikut pelatihan HAKI untuk mematenkan mereknya supaya mereknya tidak dipakai orang. Kemudian saya ikut lagi pelatihan manajemen yaitu pelatihan digital marketing. Kemudian saya ikut lagi pelatihan public speaking. Waktu itu saya juga dapat dana hibah yaitu untuk mengelola instagram itu untuk medsosnya," paparnya.


Aktif berpameran dan bersosial media membuat produk-produk Double Eight Craft mulai merambah pasar nasional, bahkan mancanegara. 


"Tadinya instagramnya mungkin kurang bagus, kurang rapi. Medsosnya jadi rapi terus banyak followersnya, juga terus banyak yang order. Terus ada fasilitas pameran, biasa kalau sudah pameran itu banyak yang tahu, banyak masuk orderan juga. Penjualannya sekarang sudah sampai ke nasional yaitu ke pulau Sumatera sama pulau Kalimantan. Yang terakhir Alhamdulillah ada juga yang order yang dibawa ke Belanda," terangnya. 


Selain pameran, Lyna mengaku, pelatihan public speaking  juga membawa manfaat besar saat harus mempresentasikan produknya. 


"Sangat bermanfaat karena sering ikut kurasi. Dan saat kurasi harus presentasi jadi sangat bermanfaat waktu saya ikut public speaking kemarin," lanjutnya. Ia berharap ke depan usahanya bisa semakin berkembang dan bisa semakin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 


Kategori : News

Editor     : RAS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama