Angkat Kisah Sejarah, BI Luncurkan Buku Pariwisata dan Narasi Kota Tua

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Dalam upaya meningkatkan daya tarik dan memperdalam eksplorasi Kota Tua, Bank Indonesia (BI) bersama Yayasan Kota Tua meluncurkan buku berjudul “Pariwisata dan Narasi Kota Tua. Peluncuran dan talkshow digelar di Gedung Mula, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (22/11/2022).



Kepala BI Perwakilan Jakarta, Arlyana Abu Bakar mengatakan peningkatan ekonomi sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. Karena itu, untuk mendorong akselerasi dibutuhkan dukungan berbagai sektor.


“Salah satu sektor yang potensial mendorong akselerasi itu adalah pariwisata,” kata Arlyana yang hadir dalam acara tersebut.


Sektor pariwisata, kata Arlyana, akan berdampak langsung terhadap beberapa bidang usaha seperti makan-minum, logistik dan perdagangan.  "Aktivitas pariwisata salah satu sektor yang potensial dikembangkan karena multiplier effect terhadap penyerapan tenaga Kerja dan perekonomian," ujar Arlyana.


Pengembangan pariwisata di DKI Jakarta, khususnya heritage Kota Tua juga dinilai sangat potensial. Dicontohkannya seperti tahun 2022 ini tercatat sebanyak 688.000 pengunjung menyambangi Kota Tua.


Peningkatan jumlah pengunjung hingga tiga kali lipat dari tahun sebelumnya itu menurut Ariana sebagai imbas penataan Kota Tua yang terintegrasi dengan sistem transportasi publik. Kemudian, Kota Tua juga dijadikan kawasan percontohan ramah lingkungan.



“Kolaborasi lintas sektor merupakan kunci keberhasilan membangun pariwisata di DKI Jakarta. Buku ini semakin mengenalkan eksplorasi Kota tua,” tegas Arlyana.


Lebih lanjut, Arlyana menerangkan perkembangan ekonomi di Jakarta saat ini mengalami tren positif. Meski tidak sesuai target 4 persen, inflasi Jakarta sebesar 4,47 persen lebih rendah dari tingkat inflasi nasional dan seluruh kota di Pulau Jawa.


“Tingkat inflasi nasional 5,71 persen. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 5,30 persen, inflasi di Jakarta juga lebih rendah dari kota-kota lain di Pulau Jawa,” jelas Arlyana.


Sementara itu, Deputi Direktur Peneliti Utama BI Institute, Donni Fajar Anugerah mengungkapkan pertumbuhan ekonomi terjadi bila tingkat konsumsi meninggi. Agar tingkat konsumsi meninggi harus diperkuat daya beli masyarakat.


"Pariwisata ini akan mendorong penyerapan tenaga kerja dan dapat mendorong daya beli sehingga tingkat konsumsi naik yang berdampak ekonomi tumbuh," kata Donni.


Pria yang juga menjadi penyunting buku ini, menyatakan sudah melakukan penelitian dengan berbagai metode simulasi untuk mengukur potensi peningkatan ekonomi yang dicapai dari penguatan pariwisata Kota Tua.


Karena itu, Ia berharap buku yang mengeksplorasi kawasan Kota Tua dan Kepulauan Seribu dalam bingkai narasi akan memperkuat branding Kota Tua. “Dengan beautifikasi dan penataan transportasi yang dilakukan 5 tahun ini meningkat sekitar 0,2 persen. Tapi multi effect nya berdampak luas,” terang Donni.


Masih dalam acara yang sama, Ketua Yayasan Kota Tua Jakarta Firman Haris mengatakan buku yang disusun sejak tahun 2021 lalu itu memuat sejumlah narasi sejarah seperti kisah cinta Mariam Valverde yang menanti kekasihnya kembali hingga meninggal di Pulau Onrust. Kemudian sejarah perbankan yang sangat erat dengan kawasan Kota Tua juga menjadi narasi yang diangkat dalam buku tersebut.


“Dulu Stasiun Kota disebut kawasan perbankan. Narasi ini akan memperkuat daya tarik Kota Tua dan mudah-mudahan bisa diterima semua kalangan,” tutur Firman.


Terlepas dari beragam cerita yang ada di Kota Tua, Firman menerangkan wisata di Jakarta masih perlu diperhatikan secara serius, terutama di kawasan Kota Tua. Sebab, bila melihat dari data Kementerian Pariwisata, Jakarta masih menjadi kawasan destinasi wisata tertinggi di Indonesia setelah Bali.


Menurutnya, buku ini merupakan buku kedua yang diterbitkan pihaknya. Pada tahun 2021 pihaknya menerbitkan buku "Identitas Kota Konstruksi Sosial Masyarakat lokal".


Kategori : News

Penulis   : Lenny T Tambunan

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama