Ganjar Gandeng Perusahaan Daerah Atasi Kemiskinan

PEMALANG, suarapembaharuan.com – Penanganan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah terus digencarkan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun turun langsung berkeliling, salah satunya ke Kabupaten Pemalang.


Ist

Di Pendapa Pemkab Pemalang, Ganjar menuturkan, pada dua wilayah di pesisir pantai utara Jateng bagian barat meliputi Pemalang-Brebes, kemiskinan mesti terus menjadi perhatian.


“Kalau kemiskinan ekstrem itu diukur dari pengeluaran mereka Rp400 ribu (per bulan), bagaimana agar mereka pengeluarannya lebih dari itu. Secara indikator itu akan memungkinkan. Dan ketemu hasil analisis kami, mereka tidak bekerja. Mereka butuh bekerja,” kata Ganjar, dalam pelaksanaan koordinasi percepatan penanggulangan kemiskinan di Pemalang, Selasa (24/1/2023).


Ganjar mendapatkan solusi agar warga miskin bisa cepat mendapatkan pekerjaan, yaitu berkomunikasi dengan perusahaan di daerah setempat. Hasilnya, perusahaan mau menerima masyarakat miskin untuk bekerja.


“Bahkan yang unskill (tidak punya keahlian) pun mau diterima. Tapi jangan dong perusahaan nerima yang unskill. Maka pemerintah menyediakan pelatihan. Perusahaan kita ajak kerja sama, agar mereka yang tidak bekerja itu dari keluarga yang kemiskinannya ekstrem,” tuturnya lebih lanjut.


Ganjar menekankan, pihaknya mulai mendorong kepada seluruh pemkab/ pemkot sampai tingkat desa, agar mendata untuk memastikan warganya yang masuk kategori kemiskinan ekstrem dan tidak ekstrem.


Bila perlu intervensi,  lanjut politisi berambut putih ini, penanganan apa yang dibutuhkan. Apakah sudah ada sumber keuangannya atau belum. Jika belum maka bisa menggunakan CSR, Baznas, atau dari pihak lain.


Terkait pendidikan dari anak yang tidak sekolah, Ganjar siap memaksimalkan SMKN Jateng, sebagai solusi agar anak-anak tersebut bisa sekolah.


“Salah satu indikator kemiskinan adalah sekolah (pendidikan). Maka saya minta, cari orangnya, dengan tanda petik, harus berangkat ke sekolah, kita memberikan fasilitas. Mudah-mudahan dari SMK Jateng itu kan ada tiga sekarang, tambah 15 kan ada 18 (sekolah). Bisa kita titipkan sana-sini,” terang Ganjar.


Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menuturkan, kemiskinan itu bukan masalah fisik, tapi juga masalah mental.


“Tapi lebih dari itu, kemiskinan itu selesai kalau punya pendapatan. Tadi rata-rata Jateng itu kalau pendapatan per kapita per bulan sekitar Rp400 ribu, itu sudah masuk di grade tidak miskin lagi. Caranya, tadi Pak Gubernur menyampaikan, saya selaku Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jateng, kami mendata, industri di seputaran kabupaten yang ekstrem itu sudah kita ajak bicara,” kata Sujarwanto.


Hasilnya, imbuh dia, pemerintah berusaha agar perusahaan memprioritaskan afirmasi tenaga kerjanya dari warga miskin ekstrem.


“Pemalang saja dengan cepat sudah ada, dapat 800 lowongan yang dapat dimasuki dari warga miskin. Cara-cara seperti itulah percepatan akan terjadi. Dan Pak Gubernur meminta kreativitas ditingkatkan, di tingkat desa, dan melibatkan banyak pihak,” terangnya lebih lanjut.


Kategori : News

Editor     : RAS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama