Inilah PR dan Rekomendasi Rakornas Bidang Perpustakaan 2023

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2023 mencatat bahwa terdapat tiga pekerjaan rumah (PR) perpustakaan baik di pemerintah pusat maupun di daerah. Salah satunya adalah masih kekurangan buku. 


Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Ofy Sofiana mengatakan perpustakaan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyediakan koleksi sesuai kebutuhan masyarakat, utamanya adalah buku-buku diutamakan bermuatan lokal yang dapat ditulis dan diproduksi oleh daerah.


Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Ofy Sofiana


"Tentunya dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat seperti guru, peneliti, dosen dan pakar yang ada di daerah masing-masing," katanya saat penutupan Rakornas Perpustakaan di Hotel Pullman Central Park Jakarta, Selasa (7/3/2023).


Kedua, layanan perpustakaan yang belum optimal. Kedepan diharapkan bisa optimal agar dapat meningkatkan literasi yang pada gilirannya akan mendorong dan mendukung masyarakat untuk mengembangkan potensinya dan potensi daerahnya menjadi daerah yang produktif, dan akan meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran. 


"Oleh karena itu menjadi tugas kita semua untuk mencerdaskan dan membangun masyarakat yang produktif," ucap Ofy.


Permasalahan ketiga, yakni kurangnya tenaga perpustakaan, dimana rasio jumlah tenaga perpustakaan dengan jumlah perpustakaan masih jauh dari ideal, utamanya ketersediaan tenaga perpustakaan sekolah. Sehingga perlu dilakukan berbagai upaya oleh semua pihak terutama pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk menjadikan prioritas dalam pengusulan formasi tenaga perpustakaan di daerahnya.

 

Menurutnya, Perpustakaan Nasional berkomitmen dan terus berupaya untuk mengatasi ketiga permasalahan diatas salah satunya adalah melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, guna memberikan kontribusi nyata dalam pengentasan kemiskinan.


Dengan transformasi perpustakaan berbasis inklusi akan terwujud kemudahan akses terhadap ilmu pengetahuan, terbangunnya inovasi dan skill. Kemudahan akses terhadap permodalan melalui kerjasama atau kemitraan dan merubah mindset dan perilaku masyarakat dari budaya malas menjadi masyarakat yang literat dan produktif.


Ofy berharap Rakornas 2023 ini dapat memberikan tambahan motivasi, ide-ide, dan masukan dalam pengembangan perpustakaan di seluruh wilayah Indonesia dalam mewujudkan SDM unggul menuju Indonesia Maju. Perpustakaan merupakan bagian strategi untuk mewujudkan masyarakat berliterasi melalui gerakan literasi yang bersifat kolektif dan berkelanjutan. 


Perpustakaan Nasional akan terus berupaya mendukung kegiatan peningkatan literasi masyarakat di seluruh Indonesia, baik melalui bantuan atau hibah sarana dan prasarana yang bersumber dari APBN Perpusnas dan dana dekonsentrasi maupun penyaluran DAK fisik

subbidang perpustakaan.


"Kami optimis dengan jerih payah kita semua dan dukungan pemerintah daerah akan membawa kemajuan perpustakaan dalam upaya memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, utamanya dalam peningkatan budaya literasi, inovasi dan kreatifitas untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berpengetahuan dan berkarakter," ujar Ofy.


Berikut rekomendasi hasil Rakornas 2023 sebagai berikut, yakni:


1. Perpustakaan Nasional dan semua jenis perpustakaan di Indonesia sepakat untuk bersinergi mewujudkan sasaran strategis pembangunan nasional bidang perpustakaan tahun 2024 yaitu terwujudnya Pembangunan Literasi dan Kegemaran Membaca Masyarakat dengan target nilai tingkat kegemaran membaca 71,3 dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat 15 atau score 71,4.


2. Menyatukan persepsi mengenai paradigma baru perpustakaan untuk membangun literasi sehingga dapat bersama-sama berkolaborasi dan bekerjasama untuk meningkatkan literasi di Indonesia.


3. Perpustakaan Provinsi/Kabupaten/kota agar menyusun program dan kegiatan, yang selaras dan sinergi baik target maupun lokus pembangunan perpustakaan untuk mewujudkan peningkatan budaya literasi dan berbasis inklusi sosial untuk pemulihan ekonomi masyarakat.


4. Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum Provinsi, Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota terus berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas tenaga perpustakaan untuk mewujudkan layanan perpustakaan yang inklusif dan berkelanjutan.


5. Mendorong terwujudnya perpustakaan sebagai pusat pengetahuan, pusat kegiatan literasi, pusat berkegiatan masyarakat dan pusat pemajuan kebudayaan yang memungkinkan masyarakat dapat berbagi pengalaman, belajar secara kontekstual dan berlatih keterampilan dan kecakapan hidup di seluruh wilayah Indonesia.


6. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Penerima DAK Fisik Subbidang Perpustakaan Tahun 2023 sepakat untuk segera melaksanakan dan menyelesaikan DAK pada tahun 2023 agar layanan perpustakaan dapat segera dilaksanakan serta melakukan pelaporan tepat waktu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.


7. Pemerintah Provinsi penerima Dekosentrasi Tahun 2023 didorong untuk segera melaksanakan kegiatan dengan mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan dan mengirimkan laporan kinerja pada aplikasi SMART DJA dan E Monev Bappenas tepat waktu dengan target kinerja diatas 90.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama