Peringatan May Day, Ketua FSPTN KSPSI Desak Pertamina dan Polisi Serius Usut Penimbunan BBM

MEDAN, suarapembaharuan.com - Peringatan Hari Buruh se Dunia atau yang dikenal dengan May Day deperingati dengan unjuk ribuan buruh dari berbagai organisasi serikat buruh/ pekerja, Senin (1/5/2023). Peringatan dipusatkan di Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut) dan Gedung DPRD Sumut. Sebelum menggelar unjuk rasa dikedua tempat itu, massa buruh/pekerja berorasi di Kantor Wilayah Badan Pertanahan (BPN) Sumut. 


Teks : Ketua DPD FSPTN Sumut Sahat Simatupang dkk.

Ketua Federasi Serikat Pekerja Transportasi Nusantara (FSPTN) Sumut yang bernaung dibawah KSPSI pimpinan Andi Gani Newa Wea, Sahat Simatupang mengatakan, secara khusus pada May Day kali ini FSPTN menyampaikan tuntutan kepada Pertamina dan Kepolisian Daerah Sumut agar serius mengusut tuntas praktik penimbunan BBM.


"Praktik penimbunan BBM secara nyata merugikan hak warga penerima BBM subsidi antara lain supir, nelayan. Penimbunan BBM pasti bertujuan mencari untung dari selisih harga BBM subsidi ke BBM industri." ujar Ketua DPD FSPTN Sumut Sahat Simatupang didampingi Ketua DPC FSPTN Kota Medan Rendi Siagian dan Penasihat FSPTN Sumut Budi Sormin alias Busor.


Sahat menambahkan, akibat aksi penimbunan BBM para supir angkutan kota, supir truk, nelayan dan lain - lain kesulitan membeli solar." Pertamina jangan selalu berdalih razia gudang BBM tidak wewenang mereka. Rakyat sebagai konsumen berhak tau berapa pasokan BBM dan berapa konsumsi atau penjualan BBM di tiap SPBU melalui informasi terbuka di setiap SPBU agar aksi penimbunan BBM bisa dicegah." ujar Sahat.


Dalam kesempatan aksi May Day, Sahat mendesak Pertamina dan Polda Sumut mengusut tuntas gudang BBM di Jalan Karya Dalam yang beroperasi sejak 2018 dan sudah dinyatakan Polda Sumut dan Pertamina sebagai usaha ilegal." Salah satu penyebab kelangkaan solar di Sumut karena gudang penimbunan BBM ilegal sangat masif dan ada hampir disemua kota di Sumut." tutur Sahat.


Praktik culas itu, sambung Sahat, harus segera dihentikan agar para supir yang bergabung dalam FSPTN dan nelayan yang berhak mendapat BBM subsidi dapat melanjutkan hidupnya." Jangan sampai ada kemarahan dan rasa putus asa sehingga memicu protes dalam skala luas. Penimbun BBM berpesta pora, rakyat kecil antri solar." pungkas Sahat.


Kategori : News


Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama