Eko Patrio Sosialisasikan Peran Pertamina Geothermal Energy dalam Proses Transisi Energi Bersih

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Anggota DPR Komisi VI DPR dari Fraksi PAN Eko Hendro Purnomo atau biasa dikenal Eko Patrio memberikan sosialisasi kepada masyarakat soal peran Pertamina Geothermal Energy (PGEO) dalam proses transisi energi bersih dan berkelanjutan. Eko mengatakan PGEO adalah perusahaan BUMN yang mengelola pembangkit listrik dari energi panas bumi.



"Indonesia punya banyak gunung berapi yang aktif dan masuk di dalam cincin api (ring of fire). Tentunya hal ini memiliki manfaat karena punya energi baru terbarukan yang dapat dimanfaatkan berupa panas bumi. Energi ini kemudian diolah oleh Pertamina menjadi listrik yang dialirkan ke rumah Bapak dan Ibu," kata Eko kepada masyarakat beberapa waktu lalu.


"PGEO saat ini sudah memiliki pengalaman panjang sejak 2006 dan saat ini memiliki 40 persen sumber geothermal di dunia, termasuk dengan kualitas yang bagus berada di Sumatera dan Jawa. Pertamina melalui PGEO menjadi BUMN yang terdepan dalam pemanfaatan energi baru terbarukan. Bahkan, termasuk perusahaan geothermal terbesar di Indonesia," tambah Eko.


Dijelaskan Eko, area operasi PGEO terdiri dari 13 wilayah kerja mulai dari Kamojang, Karaha, Lahendong, Gunung Sibualu-Buali, Gunung Sibayak-Sinabung, Sungai Penuh, Hululais, Lumut Balai & Margabayur, Way Panas, Pangalengan, Cibereum-Parabakti, Tabanan, Seulawah. PGEO kata Eko, telah berinvestasi dalam teknologi canggih dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas.


"Mereka berupaya untuk mengoptimalkan proses ekstraksi panas bumi, penggunaan sumber daya, dan pengurangan limbah. Ini sesuai dengan arahan Presiden agar Indonesia mulai bertransisi menuju penggunaan energi baru terbarukan," tutur dia.



Berdasarkan laporan Asian Development Bank (ADB), potensi sumber daya energi panas bumi Indonesia mencapai 29 ribu MW (MegaWatt) di mana kapasitas tenaga panas bumi Indonesia baru mencapai 2.276 MW. Dengan angka tersebut saja, Indonesia saat ini berada di peringkat kedua tertinggi di dunia, di bawah Amerika Serikat (AS) yang punya kapasitas 3.722 MW. 


"Jadi kita mengetahui bahwa panas bumi ini sangat potensial sebagai alternatif energi terutama untuk listrik di Indonesia," ujar Eko.


Dari segi saham, perusahaan ini juga terus menanjak nilai sahamnya. Saham PGEO telah melonjak 33% sejak IPO di Februari 2023 lalu. Ini menandakan bahwa pasar dan masyarakat percaya terhadap perusahaan ini. PGEO telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022. 


"Pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih untuk dividen sebesar 100 juta dolar AS atau Rp1,5 triliun. Total dividen tersebut termasuk dividen interim sebesar 70 juta dolar AS. Jadi, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa PGEO ini merupakan BUMN yang berhasil dan untung karena mencatatkan laba dan menyetor dividen kepada negara dan masyarakat," terang dia.



Lebih lanjut, Eko mengajak PGEO merupakan perusahaan BUMN yang ambisius dalam memanfaatkan energi panas bumi. Tahun ini, PGEO banyak melakukan aksi korporasi. PGEO berencana untuk membeli unit panas bumi milik KS Orka Renewables senilai hingga US$ 1 miliar.


Dikatakan, PGEO juga menandatangani perjanjian awal dengan dua perusahaan Kenya untuk menjajaki kemitraan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi yang jika digabungkan bisa bernilai US$ 2,2 miliar. Sorik Marapi, yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal di Sumatera Utara, merupakan salah satu proyek panas bumi terbesar yang sedang dikembangkan di Indonesia dengan kapasitas hingga 240 megawatt. 


"Kami harapkan bahwa PGEO akan terus mengokohkan posisinya sebagai pelopor utama di industri energi panas bumi Indonesia dan menjalankan peran pentingnya dalam mencapai tujuan diversifikasi sumber energi serta pembangunan berkelanjutan di Indonesia," kata dia.


Eko juga mengungkapkan, melalui peran PGEO ini, Indonesia bisa dapat mengurangi impor minyak mentah untuk kebutuhan listrik. Di samping itu, dia berharap agar PGEO dapat mengurangi penggunaan batu bara yang menjadi salah satu penyebab polusi saat ini. Menurut dia, PGEO tidak hanya bekerja tidak hanya mencari keuntungan saja tetapi juga memiliki upaya untuk dapat berdampak pada masyarakat luas.


"Saya melihat PGEO ini juga cukup berdampak kepada masyarakat sekitar pembangkit listrik. Misalnya di wilayah operasi PGEO Lumut Balai, Sumatera Selatan, dengan membuat program pelatihan kemandirian untuk objek wisata termasuk program budidaya bagi petani kopi dan durian. Banyak juga diantaranya wilayah operasi dan area PGEO yang juga mendapatkan penghargaan CSR," ujar dia.


Eko juga mengajak masyarakat memberikan masukan dan saran melalui dirinya selaku Anggota Komisi IV DPR terhadap PGEO. Eko berjanji akan menyampaikan saran dan masukan kepada Kementerian BUMN.


"Siapa tahu ada yang merasa bahwa Kementerian ini tidak memiliki dampak pada kehidupan bapak dan ibu saat ini. Insyaallah, nanti aspirasinya akan saya coba perjuangkan ketika rapat dengan Kementerian BUMN dan ketika bertemu dengan Pak Menteri Erick Tohir," pungkas Eko.


Kategori : News


Editor      : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama