Kenali Raden Mas Said Pahlawan Nasional Asal Karanganyar, Kampung Halaman Ganjar Pranowo

Kabupaten Karanganyar merupakan kampung halaman Calon Presiden (Capres) 2024 Ganjar Pranowo yang kaya akan budaya dan sejarah. Termasuk menjadi tempat asal beberapa pahlawan nasional.


Raden Mas Said. Ist

Sebagai wilayah yang kaya akan sejarah, tidak heran Karanganyar berhasil mencetak tokoh-tokoh hebat dalam sejarahnya, seperti Ganjar Pranowo dan juga seorang pahlawan legendaris dengan julukan Pangeran Sambernyawa. Ia adalah Raden Mas Said.


Berikut ini sosok pahlawan nasional asal kampung halaman Ganjar Pranowo, yakni Karanganyar tersebut.


Profil Raden Mas Said


Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I atau Raden Mas Said lahir pada 7 April pada 1725 di Kartasura, yang pernah menjadi pusat Kerajaan Mataram Islam.


Raden Mas (RM) Said masih masuk dalam garis keturunan Sunan Amangkurat IV, susuhunan Mataram ke-8. Dengan demikian, ia memiliki hak setelah ayahnya sebagai pewaris takhta kerajaan tersebut.


Perjuangan Raden Mas Said Melawan Belanda


Separuh hidup RM Said dihabiskan untuk melawan penjajah. Bahkan, Belanda sempat dibuat kewalahan dengan keberanian dan perjuangan pahlawan ini selama perang.


Raden Mas Said ikut serta bersama kaum pribumi dalam membela tanah airnya di usia yang masih terbilang muda, yaitu pada usia 14 tahun. Ia mulai mengajak teman-temannya untuk berperang di barisan rakyat.


Setelah kurang lebih setahun mengasah kemampuan bertarungnya bersama pasukan lain, RM Said menyatakan siap berperang melawan Belanda dan juga bergabung dengan Sunan Kuning atau Raden Mas Garendi.


Perpaduan kekuatan ini diawali dengan pemberontakan rakyat Tiongkok di Kartasura pada tanggal 30 Juni 1742 yang mengakibatkan runtuhnya benteng keraton Kartasura setinggi empat meter. 


Pemberontakan tersebut dipicu saat Belanda yang berkompromi dengan Raja Mataram, Pakubuwono II, menindas para rakyat Mataram dan warga etnis Tionghoa yang berakibat pada pengepungan Kraton Kartasura dan pelarian diri sang raja.


Setelah menggulingkan Kraton Kartasura, RM Said lalu membangun benteng pertahanan di Randulawang. Ia kemudian bergabung kembali dengan Sunan Kuning untuk melawan Belanda yang sebelumnya juga bersekutu dengan Pangeran Mangkubumi, adik dari Pakubuwono II. 


Pertempuran tersebut dinilai tidak seimbang karena baik Belanda dan Mangkubumi mengirimkan pasukan dalam jumlah yang cukup besar sehingga menyebabkan pasukan RM Said terdesak mundur. Dalam pertarungan tersebut, RM Said berhasil melarikan diri dan membentuk kekuatan baru.


Perang Takhta Jawa Ketiga


Perang Tahta Jawa Ketiga merupakan konflik bersenjata yang terjadi di pulau Jawa pada tahun 1749 hingga tahun 1757. Penyebab terjadinya perang ini adalah perlakuan buruk Baron van Imhoff terhadap adik Pakubuwono II.


Raden Mas Said kemudian memberontak melawan VOC dan juga kakaknya, Pakubuwono II, yang dianggap terlalu patuh terhadap penjajah Belanda. Dalam pertempuran tersebut, Raja Pakubuwono II jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia sehingga menyerahkan kepemimpinan sepenuhnya kepada putranya, Pakubuwono III.


Sepeninggalan Pakubuwono II perang saudara masih berlangsung. Belanda menjalankan politik "devide et impera" di mana dalam perjanjian tersebut wilayah Mataram dibagi menjadi dua bagian, yaitu kerajaan Surakarta dan Yogyakarta. 


Perjanjian ini nyatanya mampu membujuk Mangkubumi untuk mencapai rekonsiliasi antara tiga pihak, yakni Belanda, Pakubuwono III, dan Mangkubumi. Sementara RM Said tetap teguh pada pendiriannya untuk terus melawan Belanda dengan sisa pasukannya.


Julukan Pangeran Sambernyawa


Pihak Belanda kewalahan dengan serangkaian serangan RM Said yang selalu pulang dengan membawa kematian bagi pihaknya. 


Hal ini yang membuat banyak pihak menyebut Raden Mas Said dengan sebutan Pangeran Sambernyawa, lantaran banyaknya korban yang ditimbulkan saat perang.


Sejarawan menyebut, bahwa taktik yang digunakan oleh RM Said dalam peperangan sehingga disebut Pangeran Sambernyawa adalah dengan menggunakan taktik tiga cara yaitu dhedhemitan, weweludan, dan jejemblungan di mana taktik tersebut berarti menghindar dari musuh yang berjumlah besar, menyerang musuh ketika lengah dengan secepat-cepatnya, bunuh musuh sebanyak-banyaknya, setelah itu pergi dan menghilang lagi.


Atas perjuangan gigihnya melawan Belanda, pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1983. Selain itu, RM Said juga mendapatkan Bintang Mahaputra, penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah kepada mereka yang berjasa bagi negara.


Itulah profil sosok pahlawan nasional Raden Mas Said, yang berasal dari Karanganyar, kampung halaman Ganjar Pranowo


Backlink : 


https://gerakan.id/?s=ganjar+pranowo


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama