H Nuruzzaman: NU Dilahirkan untuk Kepentingan Internasional

CIANJUR, suarapembaharuan.com - Wakil Bendahara Umum (Wabendum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H. Nuruzzaman mengatakan sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, dalam fakta sejarahnya NU dilahirkan tidak hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk dunia internasional.



Hal itu dikatakan saat menjadi keynote speaker dalam acara Upgrading Tata Kelola Perkumpulan bagi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) tingkat kecamatan dan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) tingkat desa/kelurahan di Aula Rapat Pondok Pesantren Al-Ittihad, Jalan Raya Cianjur-Bandung, Rawabango, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jumat (1/12/2023).


Pada kegiatan upgrading ini diikuti oleh ratusan peserta dari 6 MWC NU yaitu Kecamatan Gekbrong, Warung Kondang, Cilaku, Cugenang, Pacet, dan Sukaresmi serta puluhan Ranting NU tingkat desa dari enam kecamatan tersebut.


Dalam kesempatan yang baik itu, hadir juga Wakil Ketua PWNU Jawa Barat, KH Dasuki, jajaran pengurus Tanfidziyah dan Syuriyah PCNU Cianjur, Kepala Kemenag Cianjur, lembaga, dan badan otonom NU serta tamu undangan lainnya.


"Dengan potensi besar yang dimiliki tersebut, NU hingga kini terus mampu meningkatkan kontribusinya hingga tingkat global, khususnya untuk mengatasi berbagai konflik yang terjadi. Artinya banyak pihak yang menaruh harapan besar terhadap peran NU di tingkat global yang sekarang ini memerlukan gagasan dan pikiran-pikiran jernih untuk membenahi berbagai konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia," kata Nuruzzaman yang juga Stafsus Menteri Agama, H. Nuruzzaman. 


Selain memiliki ulama dan cendekiawan kelas dunia, lanjut Gus Nuruzzaman, NU juga memiliki banyak jaringan profesional dan kelas menengah, baik dari kalangan pengusaha maupun dari profesi yang lain. Ia menyebut NU juga memiliki jaringan internasional, dengan banyaknya Pengurus Cabang Istimewa (PCI) di berbagai negara.


"Oleh sebab itu, NU mampu berkontribusi lebih besar untuk merawat dan membangun peradaban dunia. NU sekarang siap untuk memberi solusi lebih besar di tingkat global. NU siap menjadi organisasi milik umat, milik bangsa, hingga menjadi milik dunia,” tegasnya menuturkan dengan detail dan gamblang.


Namun demikian, Gus Nuruzzaman mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi NU saat ini adalah bagaimana mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki tersebut dengan mengkonversi potensi yang dimiliki itu menjadi kekuatan riil yang terintegrasi, terkoordinasi, dan terkonsolidasi dengan baik.


"Saya harap melalui upgrading MWC dan PRNU ini segala kekuatan dan potensi besar NU dapat menjadi lokomotif gerakan perbaikan di semua aspek kehidupan. Artinya potensi NU jangan hanya menjadi kekuatan yang terkumpul, tetapi tidak memberikan dampak dinamika terhadap perbaikan-perbaikan, kita harus menjadi kekuatan lokomotif penggerak di berbagai sektor,” urainya.


Di samping itu, dirinya secara khusus meminta para pengurus NU baik di PCNU, MWC NU, dan PRNU agar juga berfungsi sebagai kader penggerak, laksana dinamo yang dapat memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dan bangsa. Menurutnya, hal ini agar seluruh jaringan NU dapat bergerak di semua tingkatan.


“Arti dari Nahdlatul Ulama itu kan adalah kebangkitan ulama. Kalau tidak terjadi gerakan itu bukan NU lagi namanya, tapi Sukutul Ulama atau diamnya ulama,” imbuhnya tegas.


Lebih jauh, ia memaparkan bahwa konflik global sekarang ini belum dapat diselesaikan dengan cara politik dan militer. Untuk itu, ia menyebut agar dalam kontribusinya, NU membawa pendekatan kemanusiaan berlandaskan persaudaraan (ukhuwah).


“Ukhuwah yang sudah kita miliki yaitu ukhuwah Wathaniyah, ukhuwah Islamiyah, dan ukhuwah Insaniyah, bisa menjadi role model bagaimana membangun dunia yang damai, dunia yang baru, yang lebih damai, yang lebih sejahtera, dan lebih mengedepankan persatuan,” paparnya.


Terakhir, pria asal Kabupaten Cirebon Jawa Barat tersebut berpesan, NU harus terus memegang teguh khittah Annahdliyyah sebagai organisasi perbaikan dalam setiap langkahnya saat ini dan ke depannya.


“NU adalah gerakan ulama dalam memperbaiki umat, baik menyangkut masalah keagamaan maupun masalah kemasyarakatan. Kemasyarakatan tentu menyangkut persoalan ekonomi, budaya, politik, dan semua aspek kemasyarakatan,” pungkas dia.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama