Kebocoran Data Pemilih Ditengah Isu Propaganda Cambridge Analytica Menurunkan Kepercayaan Kepada KPU

JAKARTA, suarapembaharuan.com -  Kebocoran Data Pemilih Tetap (DPT) Pemilu/Pilpres 2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) terjadi setelah muncul peretas anonim bernama "Jimbo" yang mengklaim telah meretas situs KPU dan mengakses data pemilih dari situs tersebut.


Foto : Sahat Simatupang dan Anies Baswedan.ist

Kebocoran data tersebut menurut Aktivis 98 Sahat Simatupang akan menurunkan kepercayaan kepada KPU jika hasil investigasi Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN, yang diserahkan Sabtu, 2 Desember 2023 ke Direktorat Tindak Pidana Siber Polri dan KPU tidak ditindaklanjuti secara hukum.


" Kebocoran data pemilih yang berhasil diakses peretas bernama Jimbo itu mencakup informasi pribadi, seperti NIK, nomor KK, nomor KTP, nomor paspor pemilih di luar negeri, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, serta kode TPS. Ini pelanggaran sangat serius." ujar Dewan Pengarah Relawan 14.AM pendukung Anies - Gus Muhaimin, Minggu (3/12/2023).


Menurut Sahat, kebocoran data pemilih yang diambil peretas bernama anonim "Jimbo" seolah untuk memverifikasi 252 juta data yang diperolehnya dan setelah dilakukan penyaringan ditemukan 204.807.203 data unik. Data yang disaring dan dibocorkan "Jimbo" itu, ujar Sahat, hampir sama dengan DPT yang ditetapkan KPU 204.807.222 yang tersebar di 514 kabupaten/kota dan 128 negara perwakilan. 


" Data yang dibocorkan itu bisa spesifik melihat akun media sosial orang di dalam DPT karena ada NIK dan nomor KK disana. Kebocoran DPT ditengah isu propaganda cambridge analytica yang mewarnai Pilpres 2024 akan menurunkan kepercayaan kepada KPU dan pemerintah jika hasil investigasi BSSN tersebut tidak ditindaklanjuti oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Polri atau ditindaklanjuti setelah Pemilu/Pilpres 2024 selesai." pungkas Sahat.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama