Usulan Prabowo Mengenai ‘Politik Tetangga Baik’ Dipercaya Mampu Kuatkan Posisi Indonesia

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Prabwo Subianto, calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju, berjanji untuk melanjutkan kebijakan politik luar negeri yang independen. Tanpa bergabung dalam aliansi geopolitik tertentu, Indonesia berusaha membangun hubungan yang baik dengan semua negara demi mencapai perdamaian dengan cara menerapkan hubungan Politik tetangga baik. Dalam situasi tersebut, diharapkan tercipta hubungan yang saling menguntungkan yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan ekonomi nasional.


Prabowo Subianto. Ist

Menurut Prabowo Subianto, menciptakan hubungan baik antar negara bisa diwujudkan melalui Politik tetangga baik (good neighbor policy). Pendekatan ini merupakan turunan dari prinsip politik luar negeri bebas aktif yang telah lama menjadi bagian dari tradisi Indonesia.


Semangat untuk bersikap independen, tanpa terikat pada blok atau aliansi geopolitik tertentu, tidak hanya muncul setelah perolehan kemerdekaan pada tahun 1945. Bahkan, jauh sebelum itu, semangat Politik tetangga baik telah ada saat Indonesia masih berbentuk kerajaan-kerajaan yang terlibat aktif dalam perdagangan di berbagai belahan dunia.


Indonesia menghargai semua negara, baik yang memiliki ukuran kecil maupun besar. Bahkan, sejumlah negara tersebut memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan Indonesia. Contohnya, Amerika Serikat berperan dalam mendorong Belanda untuk melakukan perundingan dan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia saat periode perjuangan kemerdekaan.


Begitu juga dengan China, yang saat ini memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional Indonesia. Hal tersebut terbentuk karena Indonesia pada dasarnya memang sudah mengaplikasikan Politik tetangga baik.


”Prinsip kebijakan luar negeri saya, seribu kawan terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak. Kita ingin melaksanakan politik tetangga baik, good neighbor policy, karena kita butuh suasana yang damai, suasana yang saling menguntungkan,” Prabowo menyampaikan pendapatnya dalam acara Pidato Politik Calon Presiden Republik Indonesia mengenai Arah dan Strategi Politik Luar Negeri, yang diadakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, beberapa waktu lalu.


Pertemuan tersebut dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, dan juga perwakilan dari 80 negara.


Prabowo menegaskan bahwa pentingnya membangun hubungan positif dengan seluruh negara untuk memastikan terciptanya perdamaian dan stabilitas. Hanya dalam lingkungan yang stabil, hubungan saling menguntungkan antar negara dapat terbentuk, dan Politik tetangga baik ini merupakan salah satu faktor dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi nasional.


”Prioritas utama kita adalah ekonomi, lapangan kerja untuk rakyat, untuk memberantas kemiskinan,” ujarnya.


Salah satu contoh dari hubungan saling menguntungkan itu bisa terwujud dengan memberikan kesempatan kepada negara-negara sahabat untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, Prabowo menegaskan bahwa ada prinsip dan aturan yang telah diterapkan sejak masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang akan ia lanjutkan, yaitu program hilirisasi.


Walaupun menerima investasi asing, Indonesia kini berupaya untuk tidak lagi mengekspor sumber daya alam dalam bentuk bahan mentah, namun sebagai produk jadi.


Jika pendekatan tersebut tidak diteruskan, Indonesia bisa terjebak dalam situasi yang serupa dengan masa penjajahan. Sebaliknya, meskipun memiliki kekayaan sumber daya alam, masyarakat akan terus terjerumus dalam kemiskinan, hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari karena tidak mampu mengelola kekayaan alamnya sendiri.


”Kami tidak mau (lagi) menjadi bangsa kuli,” kata Prabowo.


Menurut Prabowo, kapasitas untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat menjadi semakin penting untuk menegaskan peran Indonesia di kawasan. Ini dapat menjadi keunggulan bagi Indonesia dalam mencapai peran kepemimpinan, contohnya di ASEAN.


”Kalau kita bisa memberantas kemiskinan di negara kita, memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga, keberhasilan itu akan membuat negara lain bisa melihat Indonesia sebagai alternatif contoh kepemimpinan,” katanya.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama