DBN Ruwatan Negeri di Jogja, Yudhaningrat: Perlu Gotong Royong Dalam Bernegara

YOGYAKARTA, suarapembaharuan.com - Masih dalam suasana Syawalan, Daulat Budaya Nusantara bersama Lesbumi NU menggelar kenduri budaya yang ke-31 dari rangkaian 99 lokasi Kenduri Budaya. Kali ini, kenduri budaya digelar di dalam kompleks Keraton Yogyakarta, tepatnya di Ndalem Yudhonegaran dengan bentuk acara Ruwatan Negeri. Konsep acara ini berbeda dari kenduri budaya sebelumnya yang digelar dengan agenda umbul Donga, sarasehan budaya dan pertunjukan seni.



“Ruwatan negeri seperti ini pernah dilakukan di sini (Ndalem Yudhonegaran) sekitar 26 tahun yang lalu. Alhamdulillah, hari ini bisa kita laksanakan kembali bersama Daulat Budaya Nusantara dan Lesbumi NU. Kenapa negeri diruwat ini adalah, kita hanya melaksanakan suatu cara untuk supaya semoga dengan kehidupan dan penghidupan bernegara dan berbangsa ini, bisa semakin baik dan semakin amanah, perlunya kegotongroyongan dalam bernegara dan berbangsa, agar menjadi negeri yang baldatun toyibatun wa robbun ghofur," ujar Bendara Raden Mas Sulaksamana, adik Sultan HB X yang lebih dikenal sebagai Gusti Bendara Pangeran Harya Yudhaningrat atau GBPH Yudhaningrat.


Pagelaran Wayang Semalam Suntuk di Ndalem Yudhonagaran ini menceritakan lakon Makukuhan dengan tajuk Ruwatenang Nagarana atau Membangun Peradaban Masyarakat Merdeka, yang dibawakan oleh Ki dalang Suwondo Hadi Prayitno. Ruwatan ini terbuka untuk umum, dan juga mengundang para pemangku kepentingan pemajuan kebudayaan, mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, komunitas dan wakil rakyat.


Pada kesempatan itu, Pakar Pertahanan Budaya yang juga menjadi pemrakarsa ruwatan DR. IR. Teguh Haryono mengatakan pihaknya memperkuat ketahanan negara melalui jalan kebudayaan.


“Saya yakin dan kita semua yakin, bahwa kita memang perlu ketahanan energi, kita perlu ketahanan pangan, kita perlu ketahanan kesehatan, tapi yang paling penting adalah ketahanan budaya. Merangkum perjalanan Daulat Budaya Nusantara atau DBN selama ini kami mengkristalkannya kedalam sebuah platform, kenapa Platfrom? karena agar mudah dikenali oleh generasi muda, terutama generasi milenial dan gen Z. DBN mengerucutkannya menjadi Platform Kebudayaan Nusantara," jelas DR. IR. Teguh Haryono.


Dalam kesempatan yang sama, Ruwatan Negeri yang digelar di Yogyakarta juga sebagai acara penutupan dari rangkaian Rakornas ke-6 Lesbumi PBNU yang di laksanakan sejak tanggal 5 Mei 2024 di Pondok Pemuda Ambarbinangun. Rakornas Lesbumi ini merumuskan peta jalan dan tujuan terjauh dari kebudayaan nusantara warisan para leluhur yang menempatkan etika sebagai prinsip berkebudayaan.


“Karena etika itu bagian daripada  budaya dan Lesbumi itu, hampir paling bisa mencakup seluruh lembaga yang ada di PBNU itu ya Lesbumi.  Mau masuk dimanapun itu Lesbumi oke” terang Muhammad Hilal Al-Aidid selaku Wakil Ketua PBNU dalam Seminar Kebudayaan di Rakornas ke-6 Lesbumi NU.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama