Airlangga Ajak Singapura Jadi Jangkar Perdamaian di ASEAN dan Kawasan Indo-Pasifik

SINGAPURA, suarapembaharuan.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto menjelaskan, dalam sepuluh tahun ke depan Indonesia berkeinginan untuk masuk ke dalam 10 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia. 



Untuk dapat mencapai hal tersebut, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 6% hingga 7%. Sehingga Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi. 


Pencapaian tersebut juga memerlukan dukungan dan kolaborasi yang lebih baik lagi dengan Singapura.


“Indonesia juga akan terus mengupayakan untuk memelihara stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik sebagaimana halnya juga di kawasan ASEAN. Saya yakin bahwa Indonesia bersama Singapura dapat menjadi jangkar,” ungkap Menko Airlangga.


Ia mengatakan itu dalam Plenary Meeting Indonesia-Singapura Six Bilateral Economic Working Groups yang berlangsung di Hotel Marina Bay Sands Singapura, Jumat.


Menko Airlangga bersama Deputi Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong memimpin Pertemuan Ministerial Meeting of Indonesia–Singapore Six Bilateral Economic Working Groups (MM 6WG).


Pertemuan MM 6WG merupakan agenda tahunan Pertemuan Tingkat Menteri dalam kerangka kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Singapura. 


Pertemuan Tingkat Menteri kerja sama ekonomi bilateral 6WG sendiri sudah terlaksana sebanyak 13 kali. Di mana pertemuan terakhir diadakan di Semarang pada pertengahan Agustus tahun 2023 lalu. 


Kerja sama bilateral 6WG bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara di kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK) serta KEK lainnya.


Kemudian, peningkatan investasi, peningkatan kerja sama bidang transportasi, kerja sama di bidang tenaga kerja, kerja sama di bidang agribisnis, serta peningkatan kerja sama di bidang pariwisata.


Menko Airlangga juga menyampaikan perkembangan terkait aksesi Indonesia untuk menjadi anggota pertama dari ASEAN di Organization of Economic Co-operation and Development (OECD).


Maupun upaya Indonesia dalam mengakses keanggotan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). 


Dengan dukungan Singapura, Menko Airlangga juga berkeyakinan Indonesia dapat menjadi anggota OECD maupun CPTPP dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.


Terkait sejumlah kemajuan yang telah dihasilkan oleh ke-enam working group kerja sama bilateral Indonesia-Singapura, Airlangga menyebutkan keberadaan investasi Data Center di Nongsa Digital Park, Batam.


“Untuk membedakan dengan industri sejenis, selain menjadi pusat Data Center, Nongsa Digital Park juga dijadikan pusat pelatihan dan pendidikan bagi talenta digital di Batam,” ujarnya.


Dikatakannya, dalam rangka mendukung mobilitas investor Singapura ke Indonesia, telah diberikan kemudahan regulasi multiple entry visa bagi tenaga ahli Singapura. Yang melakukan kunjungan rutin melalui Visa D17.


Serta skema koordinasi lintas Kementerian/Lembaga terkait dengan pemberitahuan kedatangan kunjungan tenaga ahli ke Kawasan BBK.


Pada kesempatan tersebut juga disinggung mengenai Kendal Industrial Park (KIP) yang sejak diubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus  (KEK) telah membuat nilai KIP meroket dan menciptakan banyak multiplier effect. 


Pertumbuhan eksponensial tersebut berkaitan langsung dengan insentif finansial yang diberikan di KEK dalam bentuk fasilitas perpajakan seperti tax holiday dan tax allowance. 


Saat ini terdapat sebanyak 100 pelaku usaha serta nilai investasi sebanyak Rp43,8 triliun di KIP.


“Kami sangat menghargai proses yang berjalan saat ini, karena proses tersebut merupakan perjalanan itu sendiri. Six Bilateral Economic Working Groups juga telah menghasilkan kemajuan yang sangat berarti. Dan, saya berterima kasih kepada tim kedua negara yang telah bekerja keras untuk mencapai hal itu,” pungkasnya.


Airlangga juga mengatakan, Deputi PM Singapura Gan Kim Yong menyampaikan harapan agar hubungan erat Indonesia dan Singapura dapat terus dikembangkan di tengah tantangan yang ada saat ini.


Sekaligus membuka berbagai peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.


“Saya ucapkan terima kasih atas keramahtamahan serta penyelenggaraan pertemuan IPEF yang sangat baik, termasuk pertemuan bilateral ini. Saya juga mengucapkan selamat atas pengangkatan Anda sebagai Deputi Perdana Menteri di samping melanjutkan jabatan sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian,” ujarnya.


Pertemuan tersebut diakhiri dengan penandatanganan dokumen Joint Report to Leaders. Sebagai laporan kedua menteri kepada pemimpin kedua negara mengenai capaian dan perkembangan kerja sama bilateral ekonomi 6WG.


Kategori : News


Editor      : AAS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama