BPBD Siapkan Posko Pengungsian Warga Terdampak Banjir di Pekalongan

PEKALONGAN, suarapembaharuan.com – Aula Kecamatan Pekalongan Barat dan Musala Al Munir Kampung Baru digunakan sebagai posko pengungsian, bagi warga terdampak banjir akibat luapan Sungai Bremi, di sisi barat Kota Pekalongan.


Ist

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Aprilyanto Dwi Purnomo, menuturkan, terhitung sampai dengan Rabu (29/1/2025) pukul 13.48 WIB, terdapat 53 orang warga yang mengungsi ke Musala Al Munir Kampung Baru, Kelurahan Tirto. Sementara, jumlah warga yang mengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat sebanyak 98 orang.


“Mereka kebanyakan pengungsi dari wilayah Pasirsari, Kelurahan Pasirkratonkramat, dan Kampung Baru, Kelurahan Tirto,” ungkapnya.


Dijelaskan, luapan air Sungai Bremi disebabkan hujan dengan intensitas sedang-besar disertai angin, dengan durasi cukup lama, yang melanda Kota Pekalongan, pada pada 28-29 Januari 2025. Berdasarkan informasi BMKG, tingginya intensitas curah hujan di Jawa Tengah dipengaruhi oleh kombinasi aktif beberapa fenomena atmosfer global, seperti La Nina lemah, Monsun Asia, serta fase bulan baru.


“Intensitas hujan tinggi selama dua hari menyebabkan daerah cekung di Kota Pekalongan tergenang, drainase penuh, serta limpasan air Sungai Bremi sisi barat Kota Pekalongan, menggenangi permukiman warga khususnya di wilayah Kelurahan Tirto,” katanya.


April menyebutkan, banjir juga terjadi di sebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, sebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Timur, dan Kecamatan Pekalongan Barat. Selain jalan, banjir juga merendam sejumlah kelurahan dengan ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 40 cm, di antaranya Kelurahan Tirto, Podosugih, Gamer, Pasirkratonkramat, Klego, Kauman (Sugihwaras), Karangmalang, serta Kalibaros.


April menjelaskan, pihaknya bersama TNI, Polri, OPD, dan relawan kebencanaan, telah melakukan berbagai upaya penanganan dan mitigasi bencana, di antaranya patroli kesiapsiagaan oleh personel satgas, evakuasi warga terdampak, asesmen dampak kebencanaan dan kebutuhan logistik, koordinasi lintas sektor, aktivasi posko kebencanaan, pendataan awal, fasilitasi pengungsian dan sarpras pendukungnya, serta upaya kedaruratan lainnya.


“Tadi juga ada laporan masuk ke kami terkait adanya 2 (dua) rumah roboh akibat banjir ini di wilayah Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur, dan Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat. Alhamdulillah atas kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa. Sebagaimana perkiraan BMKG, cuaca ekstrem ini akan terjadi antara minggu ketiga bulan Januari sampai minggu kedua bulan Februari 2025, namun untuk air pasang akan terjadi sampai 1 Februari 2025,” paparnya.


Camat Pekalongan Barat, M Natsir, menerangkan, musala Al Munir Kampung Baru Tirto dipakai sebagai tempat pengungsian karena lokasinya tak jauh dari kediaman warga setempat.


“Ketika di sana sudah tidak memungkinkan, mereka bisa mengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat. Kami juga sudah menyiapkan armada dan personel kelurahan untuk mobilisasi penjemputan pengungsi. Untuk sarpras juga sudah kami siapkan sinergi bersama instansi terkait seperti BPBD, DPUPR untuk penyediaan tambahan toilet mudah alih (portable), tandon air dan sebagainya,” kata Natsir.


Ditambahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P2KB) Kota Pekalongan, untuk menyuplai makanan, minuman, serta kebutuhan lain yang diperlukan pengungsi.


Salah seorang pengungsi asal Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat, Astuti Handayani, mengaku dirinya dan keluarga terpaksa harus mengungsi karena kondisi rumahnya sudah terendam banjir setinggi selutut orang dewasa.


“Air masuk ke rumah sekitar pukul 02.00 WIB, kemudian hujan tidak berhenti sampai pagi, banjirnya tambah tinggi. Akhirnya, (kami) mau tidak mau harus mengungsi sebab kondisi rumah sudah terendam semua, bahkan untuk tidur juga kesulitan,” pungkasnya.


Kategori : News


Editor      : PAS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama