BEKASI, suarapembaharuan.com – Sejumlah pengecer maupun subagen (pangkalan) gas elpiji 3 kilogram (kg) di Bekasi Timur, Kota Bekasi, kehabisan stok gas melon sejak beberapa hari belakangan ini. Dampaknya, para pedagang UMKM dan ibu-ibu rumah tangga mengeluhkan kondisi tersebut.
![]() |
Ilustrasi |
Pantauan di sejumlah pengecer maupun pangkalan gas elpiji 3 kg di Jalan Mohammad Yamin dan Jalan Ampera, Bekasi Timur, tidak ada stok yang tersedia. Para pengecer dan subagen mengatakan, gas elpiji tak tersedia sejak tiga hari lalu.
“Biasanya kami dikirimi 30 tabung gas elpiji 3 kg, tapi hanya diberi 15 tabung gas. Alasannya, stok lagi terbatas,” ungkap salah satu pemilik subagen gas elpiji di Jalan Ampera, Lina, Minggu (2/2/2025).
Keterbatasan stok gas elpiji 3 kg ini berimbas terhadap para pengecer yang juga mendapat jatah lebih sedikit dari biasanya.
Ujung-ujungnya, para pelaku UMKM dan ibu rumah tangga yang masih mengandalkan tabung gas melon ini ikut terdampak. Mereka menyetop kegiatan memasak hingga mendapatkan kembali gas elpiji 3 kg. Bahkan, jika kondisi ini masih berlarut-larut terpaksa para pedagang gorengan, tukang bubur ayam dan lainnya yang ditemui di lapangan, akan merogoh kocek lebih besar lagi dengan membeli gas nonsubsidi.
Kelangkaan gas elpiji 3 kg diduga karena penerapan regulasi baru dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yakni penjualan gas elpiji subsidi ini hanya diperbolehkan dijual di pangkalan. Kebijakan baru ini mulai berlaku 1 Februari 2025. Regulasi ini dalam rangka penataan distribusi gas elpiji bersubsidi.
Para pengecer gas elpiji 3 kg dapat menjual kembali setelah melakukan pendaftaran melalui sistem Online Single Submission (OSS) untuk mendapat Nomor Induk Berusaha (NIB).
“Para pengecer itu kita jadikan pangkalan gas elpiji bersubsidi,” ungkap Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, kepada wartawan belum lama ini. (MAN)
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar