Sampahmu adalah Tanggung Jawabmu, Jangan Lemparkan ke Lingkungan Sekitarmu

Oleh: Shilva Lioni

Dosen Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas


Masalah kebersihan yakni membuang sampah sembarangan selalu menjadi fenomena tak terelakkan yang kian dihadapi banyak lingkungan di berbagai sektor per saat ini. Sehingga kemudian tak jarang, banyak sampah-sampah seringkali hadir dan berserakan dalam jumlah besar di berbagai tempat, mulai dari fasilitas-fasilitas umum seperti wc umum, masjid, sekolah, kantor-kantor, tempat wisata, area perumahan atau pemukiman warga, bahkan area sungai. Lebih lanjut, ada bahkan pihak-pihak yang dengan sengaja menggunakan lahan kosong atau sungai sebagai tempat membuang sampah padahal bukan itu peruntukkannya. 


Shilva Lioni. Ist

Masyarakat dewasa ini seakan tidak lagi peduli dan aware terhadap kehadiran sampah seperti tentang keberadaannya, dimana seharusnya dibuang, bagaimana dampaknya jika dibiarkan, dan sebagainya. Hal ini terbukti dari banyaknya sampah-sampah yang berserakan di berbagai tempat dalam jangka waktu yang lama tanpa penanganan lebih lanjut. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dari hari ke hari seakan semakin rendah dan tergerus. Kita hidup di zaman di mana produksi sampah meningkat drastis dari hari ke hari mulai dari sampah rumah tangga, plastik sekali pakai, hingga limbah makanan. Namun ironisnya, kesadaran untuk mengelola sampah dengan benar masih sangat rendah. Banyak orang masih membuang sampah sembarangan berpikir seolah-olah alam bisa menanggung semua beban itu sendirian. 


Setiap individu sudah semestinya bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan. Ketika seseorang membuang sampah di jalan, sungai, atau laut, bukan berarti masalah selesai. Kita perlu pahami bahwasanya sampah itu akan tetap ada baik dalam bentuk mencemari air, menyumbat saluran, membunuh biota laut, atau menciptakan bau dan penyakit. Karena sejatinya, kita hanya melempar masalah itu ke tempat lain, bukan berarti menghilangkannya.


Permasalahan utama dari kebiasaan membuang sampah sembarangan adalah adanya mental lepas tanggung jawab. Banyak orang berpikir, “asal bukan di rumah saya, maka tidak apa-apa.” Padahal, tanggung jawab terhadap sampah adalah urusan setiap orang. Bayangkan, jika semua orang berpikir seperti itu, maka sampah akan menumpuk tanpa ada yang merasa bertanggung jawab. Alam bukanlah tempat sampah raksasa.  Sungai bukan tempat pembuangan popok, laut bukan tempat pembuangan plastik, dan taman bukanlah tempat melempar bungkus makanan. Semakin kita menumpuk sampah di alam, semakin kita mempercepat kerusakan lingkungan.


Lebih lanjut, entah karena malas, tidak peduli, atau merasa "praktis", tempat-tempat seperti sungai, laut, dan taman seringkali dianggap sebagai tempat sampah raksasa yang bisa menelan segala jenis limbah rumah tangga mulai dari plastik, botol, hingga barang-barang bekas yang rusak. Kebiasaan ini mencerminkan krisis tanggung jawab yang mengakar di masyarakat. Banyak orang tidak sadar atau bahkan tidak peduli bahwa sampah yang mereka buang sembarangan akan kembali dalam bentuk bencana. 


Sebagai contoh ketika kita membuang sampah di sungai, saat musim hujan datang, saluran air yang tersumbat oleh tumpukan sampah dapat menyebabkan banjir. Tidak jarang kemudian, rumah-rumah di sekitar sungai akhirnya tergenang oleh air kotor dari aliran yang mereka cemari sendiri. Lebih jauh, bukan hanya soal banjir, sampah yang dibuang sembarangan di sungai dan di laut juga akan mencemari air, merusak ekosistem, dan membunuh kehidupan di dalamnya. Ikan-ikan akan mati, bau busuk menyengat, dan kualitas air akan merosot tajam. 


“Sampahmu adalah Tanggung Jawabmu” merupakan sebuah seruan moral sekaligus ajakan untuk kita semua agar mulai sadar dan memperhatikan lingkungan sekitar. Jika tidak ingin hidup dalam tumpukan sampah di masa depan, maka tanggung jawab itu harus dipikul oleh kita semua, dimulai dari sekarang, dan dimulai dari diri sendiri. Kita dapat mulai dengan mengubah kebiasaan mulai dari hal kecil seperti membawa tas belanja sendiri, memilah sampah organik dan anorganik, serta membuang sampah pada tempatnya karena sejatinya ssebuah gerakan besar pada dasarnya dimulai dari tindakan sederhana yang dilakukan secara konsisten oleh banyak orang.


Sampah yang berserakan secara sembarangan dan bukan pada tempatnya dapat membawa banyak dampak negatif bagi lingkungan dan orang-orang sekitar. Bayangkan saja, seandainya lingkungan hidup yang anda tinggali kotor, maka rasa tidak nyaman akan menghampiri. Kemungkinan timbulnya berbagai penyakit pun lebih besar dibandingkan dengan lingkungan hidup yang bersih. Sebagai contoh, ketika rumah kita kotor. Banyak sampah dan genangan air di sekitar rumah. Maka tentu nyamuk-nyamuk demam berdarah dapat berkembang biak dengan subur. 


Hal ini akan menyebabkan anggota keluarga anda, bahkan orang-orang yang tinggal di sekitar anda memiliki peluang besar terkena penyakit demam berdarah. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, sampah yang membusuk juga merupakan sarang bakteri dan penyakit. Lantas tidakkah kemudian kita seharusnya berpikir betapa banyak hal buruk yang dapat kita hadirkan hanya dengan melalui satu tindakan yakni membuang sampah sembarangan tersebut? Akan berapa banyak korban dan masyarakat serta anak-anak yang akan jadi korban terkait masalah kesehatan karena lingkungan tidak bersih yang kita ciptakan. 


Ingat, sampahmu adalah tanggung jawabmu. Jika kamu tidak membuangnya dengan benar, maka dengan kata lain kamu sedang melempar masalah ke alam dan alam tentu akan mengembalikannya dengan cara yang lebih menyakitkan.


Kategori : Opini


Editor      : ARS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama