Aliansi Serikat Pekerja, Mitra dan Masyarakat Menyayangkan Pernyataan Ephorus HKBP

MEDAN, suarapembaharuan.com - Aliansi serikat pekerja dan masyarakat  pernyataan Ephorus HKBP, Victor Tinambunan, yang menyerukan agar TPL ditutup. 



Pernyataan yang disampaikan dalam lama Facebook memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk karyawan TPL, mitra kontraktor, serta masyarakat sekitar yang kehidupannya bergantung pada keberlanjutan operasional perusahaan.


"Kami sebagai karyawan dan sekaligus serikat pekerja TPL merasa sangat menyayangkan pernyataan yang dibuat oleh Opung Ephorus HKBP. Kami dan keluarga hidup dan bergantung dari perusahaan ini yang jelas memberikan manfaat nyata bagi kami dan desa tempat kami tinggal," ujar Pesta Manurung, mewakili aliansi serikat pekerja yang terdiri dari KSBSI, PK SBI, SBSI 92, SPSI, SPN, dan Sejati.


Pesta Manurung menambahkan bahwa sebagian besar pekerja TPL juga merupakan jemaat HKBP, jemaat beliau merasa kecewa atas pernyataan tersebut. "Apalagi Opung Ephorus terkesan tidak bijak dan membuat kesimpulan sepihak tanpa mendengarkan suara kami, yang bagian jemaat yang juga bagian dari gereja," tambahnya.


Pernyataan serupa juga datang dari Daniel Napitupulu, pemilik PT Raja Mulia Salim, salah satu kontraktor TPL yang telah menyediakan jasa man power dan pengerjaan konstruksi selama 25 tahun. 


Para karyawan yang sebagian besar berdomisili komplek Perumahan yang disediakan oleh Perusahaan di Porsea, Napitupulu menyatakan keprihatinannya terhadap seruan penutupan TPL.


"Seruan tersebut sangat mengancam kehidupan kami yang menggantungkan hidup dari perusahaan ini. Dari hasil kerja sama dengan TPL, saya berhasil menyekolahkan anak saya ke perguruan tinggi dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Karyawan saya pun sering bertanya mengenai kelanjutan pekerjaan, apalagi perusahaan sudah menghentikan operasional selama 5 bulan," ungkapnya.


Johan Sitorus dari CV RJB, yang mempekerjakan 40 orang karyawan mitra, juga menyampaikan pandangannya sebagai jemaat HKBP Ressort Pangombusan. Ia mengaku kecewa dengan seruan tersebut, mengingat ketergantungan hidup banyak masyarakat pada TPL.


"Jika TPL tutup, banyak dari kami yang terpaksa kembali bertani, padahal lahan pertanian di daerah ini sudah tidak mencukupi. Saya berharap TPL tetap beroperasi dan berkembang, terutama di Kabupaten Toba," jelasnya. Johan juga menyarankan agar pihak gereja, pemerintah, dan perusahaan duduk bersama untuk mencari solusi yang lebih baik.


Sementara itu, reaksi yang sama disampaikan oleh Lusi Siregar, bidan desa Pangombusan, menyampaikan kontribusi TPL dalam mendukung kesehatan masyarakat. Menurutnya, TPL banyak berkontribusi, mulai dari pemberian vitamin untuk ibu hamil, makanan tambahan (PMT) untuk mencegah stunting, hingga pelatihan bagi bidan desa.


Siti Khadijah, PKK Desa Tangga Batu II juga mengapresiasi dukungan TPL terhadap program UMKM desa, seperti produk OnAn Clean, sabun cuci piring yang dibuat oleh ibu-ibu PKK desa. "Dukungan ini sangat membantu ekonomi kami," katanya.


Turut menyampaikan hal senada, Delita Gultom, anggota kelompok tani Desa Tangga Batu II, menambahkan bahwa TPL selama ini sangat berperan pentingkan dalam mendukung program pertanian di desanya. "Melalui pelatihan, pemberian bibit, pupuk, dan program Jajar Legowo, TPL membantu meningkatkan hasil panen padi kami yang sebelumnya dari 25 kaleng meningkat menjadi 35 kaleng," ungkap Delita.


Menutup aspirasi mereka, aliansi serikat pekerja dan masyarakat berharap agar segala permasalahan terkait perusahaan dapat dibawa ke meja diskusi antara pemerintah dan perusahaan.


"Mengingat kontribusi sosial perusahaan yang signifikan melalui program CSR kepada masyarakat di sekitar wilayah operasional, ada baiknya agar pernyataan tersebut dapat ditinjau kembali," pungkas Pesta.


Mereka berharap agar setiap pernyataan yang menyangkut perusahaan dapat dibicarakan melalui diskusi yang lebih terbuka antara pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan terkait, demi memastikan kesejahteraan ribuan keluarga yang bergantung pada keberlanjutan TPL.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama