Festival Teluk Wondama 2025 di Jakarta Rayakan 100 Tahun Aitumieri, Titik Awal Peradaban Papua

JAKARTA, suarapembaharuan.com – Perayaan satu abad Aitumieri, simbol awal peradaban dan pendidikan masyarakat Papua, menjadi bagian utama dari penyelenggaraan Festival Teluk Wondama 2025. Acara ini resmi dimulai dengan konferensi pers pada Rabu(23/7/2025) di Gedung Sarinah, Jakarta, dan menjadi momentum penting untuk mengenang perjalanan sejarah Papua dari sebuah bukit kecil bernama Aitumieri menuju panggung nasional.



Aitumieri, yang berada di Teluk Wondama, Papua Barat, memiliki nilai historis mendalam sebagai tempat berdirinya sekolah zending pertama di Tanah Papua pada 25 Oktober 1925. Sekolah ini didirikan oleh penginjil asal Belanda, Izaak Samuel Kijne, yang mengukir sejarah dengan pernyataan legendarisnya:


"Di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang Papua,"ujar Bupati Teluk Wondama, Elysa Auri,S.E, MM.


Pernyataan itu menjadi tonggak lahirnya pusat peradaban di Papua, karena dari tempat ini lahir gelombang perubahan yang dimulai dari pengenalan baca tulis, nilai-nilai modern, dan pendidikan yang mengakar kuat dalam spiritualitas serta budaya lokal.


Festival Teluk Wondama 2025 digelar selama dua hari, 23–24 Juli, di Plaza Sarinah, Jakarta. Festival ini tidak hanya menampilkan kekayaan budaya Papua seperti tarian tradisional, musik daerah, dan pameran kerajinan tangan, tetapi juga menggelar bazar ekonomi kreatif (Ekraf) UMKM serta forum investasi yang membuka peluang kerja sama strategis antarwilayah.



Menurut Bupati Teluk Wondama, Elysa Auri, S.E., M.M., pemilihan Jakarta sebagai lokasi penyelenggaraan festival bukan tanpa alasan.


"Kami memilih Jakarta untuk Festival Teluk Wondama 2025 karena tempat berkumpulnya pusat bisnis, investasi, dan pengambil kebijakan," lanjut Elysa Auri.


Elysa menambahkan bahwa Festival Teluk Wondama bukan hanya ajang budaya, tetapi juga alat diplomasi daerah untuk mempromosikan potensi Teluk Wondama dalam bidang pariwisata, pertanian, hingga pertambangan.


"Festival Teluk Wondama 2025 adalah langkah strategis menciptakan peluang usaha dan percepatan investasi di sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata," lanjut Elysa.



Dijelaskan lebih lanjut leh Elsya, Festival Teluk Wondamo menjadi event peringatan 100 tahun Aitumieri dijadikan momen kebangkitan identitas dan penguatan pembangunan sumber daya manusia Papua. 


Acara konferensi pers menghadirkan tokoh-tokoh adat, akademisi, dan perwakilan komunitas Papua yang menekankan pentingnya menjaga warisan sejarah dan nilai-nilai lokal dalam membentuk masa depan.


“100 tahun Peradaban Orang Papua menjadi momentum menuju masa depan yang lebih baik dan kisah sukses orang-orang Papua,” ujar Elysa Auri dalam kesempatan yang sama.


Kini, situs Batu Peradaban di Bukit Aitumieri telah diresmikan sebagai kawasan sejarah dan religi yang tidak hanya menjadi simbol masa lalu, tetapi juga inspirasi masa depan. Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama terus mendorong inisiatif pembangunan berbasis pendidikan dan literasi digital sebagai kelanjutan dari semangat yang diwariskan Kijne.


Dalam rangkaian Festival Teluk Wondama 2025, juga digelar pertemuan bisnis yang bertujuan memperkenalkan potensi unggulan daerah, khususnya di sektor pariwisata. Pemerintah daerah menargetkan Teluk Wondama sebagai poros pariwisata baru di Papua Barat.


Dengan posisi geografis yang kaya akan pesona laut, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya, Teluk Wondama dinilai memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya menjual panorama, tetapi juga nilai-nilai historis dan sosial yang kuat.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama