Link Banner

Mencurahkan Gagasan untuk Pembangunan Bekasi

BEKASI, suarapembaharuan.com - Bekasi boleh berbangga karena memiliki sosok lengkap seperti Dr. H. Abdul Khoir HS. 



Aktivis iya, budayawan iya, akademisi juga iya. Bahkan, seluruh pengalaman hidupnya dicurahkan untuk membangun Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi. 


Pria yang kerap disapa Bang Khoir ini, masih tampak muda dan energik meskipun usianya sudah melewati setengah abad. Buah pemikiran yang digagas, masih terdengar segar. Apalagi, menyangkut masa depan pembangunan di Bekasi. 


Tak jarang, para pemangku kepentingan meminta saran serta pemikiran dari Bang Khoir sebelum membuat kebijakan yang mengatur hajat hidup orang banyak. Dengan sukarela, ia mengemukakan gagasan-gagasan demi kecintaannya terhadap kampung halaman, Bekasi.


Kegiatan Bang Khoir muda diwarnai dengan pengalaman sebagai aktivis mahasiswa. Setelah menyandang status mahasiswa IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, ia berkecimpung dalam Senat Mahasiswa sebagai Ketua II pada 1991. Saat yang bersamaan, menjabat sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandung dan Ketua Umum Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Bekasi (Kapemasi) Bandung.


Pengalaman organisasinya berlanjut hingga menjabat Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bekasi periode 1997-2000 dan Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB-Bhagasasi) serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bekasi. 


Di bidang budaya, buah pemikirannya telah banyak dipublikasikan dalam bentuk buku, yang berisi tentang sejarah dan budaya Bekasi. Sudah ada beberapa buku yang dicetak sejak tahun 2002 hingga sekarang. Bahkan, ikut terlibat dalam penyusunan rencana pembangunan daerah di Kota Bekasi maupun Kabupaten Bekasi maupun di kancah nasional.


Pengalaman hidupnya semakin matang. Bang Khoir masuk ke dunia akademisi saat menjadi dosen di Kampus Unisma Bekasi pada tahun 1997. Ia diangkat sebagai dosen tetap dan mengajar Filsafat Islam di Fakultas Agama Islam. 


“Saya dituntut untuk mengembangkan kompetensi. Saya melanjutkan kuliah S2 dan lulus pada 2010. Kemudian berlanjut mengambil program S3, lulus 2015,” kata Bang Khoir, seperti yang dikutip dari Majalah Bening.


Kemudian diberi amanah sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni sejak 2021-2025. Jabatannya saat ini, memang cukup strategis dalam rangka pengembangan minat dan bakat mahasiswa serta pengembangan kualitas diri mahasiswa juga bisa tumbuh dengan baik. Selain itu, tupoksi Wakil Rektor III juga harus memiliki kemampuan mengkonsolidasikan organisasi intra dan ekstra kemahasiswaan agar menjadi kekuatan untuk meningkatkan kualitas “leadership”, kualitas organisasi, kualitas sosial, kualitas intelektual mahasiswa untuk melahirkan mahasiswa yang sukses.


Meskipun kesibukannya sebagai Wakil Rektor III, saat ini Bang Khoir masih aktif berkecimpung sebagai Dewan Penasehat Kadin Kota Bekasi. Lalu, menjabat Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota Bekasi. Masih menjabat Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Melayu Betawi (LKMB) Provinsi Jawa Barat dan terlibat aktif di BKMB Bhagasasi sebagai Wakil Ketua I. 


“Saya memang aktif memberikan gagasan-gagasan untuk membangu Bekasi dari berbagai aspek, terutama dari aspek sosial dan budaya,” ungkapnya.


Hal ini sebagai tanggung jawab sebagai putra daerah untuk berkontribusi membangun kampung halamannya.


Pernah aktif juga sebagai Dewan Pengawas (Dewas) PDAM Tirta Bhagasasi dan PDAM Tirta Patriot, sebelum berganti nama menjadi Perumda.


 “Sekarang saya lebih banyak waktunya di Kampus Unisma, tidak lagi terlalu intensif berkontribusi di Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi. Tetapi, alhamdulillah sampai hari ini masih sering diminta komentar atau pendapat dari pemerintah daerah. Sampai saat ini, kalau ada hal-hal yang menyangkut persoalan sejarah dan budaya, pemerintah daerah masih mengajak bicara dengan saya untuk konsultasi. Saya masih tetap merespons-nya,” ucapnya. 


Menurutnya, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi memiliki karakteristik wilayah yang berbeda. Kota Bekasi memiliki karakteristik sebagai daerah yang mengedepankan jasa dan perdagangan. Sedangkan, Kabupaten Bekasi merupakan daerah kawasan industri dan pertanian.


“Berbicara pengembangan ekonomi, Kota Bekasi harus bisa mengembangkan sektor ekonomi yang berbasis jasa dan perdagangan. Sedangkan, di Kabupaten Bekasi merupakan kawasan industri dan pertanian. Perkembangan kedua wilayah ini, saya rasa sangat pesat dalam beberapa tahun ke belakang ini,” tuturnya. 


Tantangan ke depan, Kabupaten Bekasi berpotensi mengalami pemekaran wilayah. Mengingat, cakupan wilayah yang sangat luas sehingga pembentukan wilayah administrasi baru, sangat memungkinkan.


“Saya kira, pemekaran wilayah di Kabupaten Bekasi itu, penting agar pelayanan publik mudah diakses. Kabupaten Bekasi memiliki 23 kecamatan dan 187 desa/kelurahan, itu luas sekali. Sudah waktunya, Kabupaten Bekasi dimekarkan,” imbuhnya.


Dia berharap, dengan pemekaran wilayah ini terjadi percepatan pelayanan publik dan pembangunan semakin merata di wilayah Kabupaten Bekasi bagian utara. (MAN)


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama