Bank Jakarta Raih 3 Penghargaan Digitalisasi Pasar, Dorong Transaksi Non-Tunai di Pasar Tradisional Jakarta

JAKARTA, suarapembaharuan.com – Bank Jakarta berhasil meraih tiga penghargaan bergengsi dalam ajang Lomba Digitalisasi Pasar yang digelar secara kolaboratif oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Perumda Pasar Jaya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI). Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi Bank Jakarta dalam mendorong transaksi non-tunai di pasar-pasar tradisional di Jakarta melalui pemanfaatan teknologi digital.



Dalam kompetisi yang diikuti sejumlah bank besar seperti BCA, Bank Mandiri, BRI, dan BNI, Bank Jakarta sukses memboyong penghargaan sebagai Mitra Perbankan Terbaik untuk kategori Pasar B (Pasar Koja) dan Pasar A (Pasar Mayestik), serta Mitra Bank Literasi Keuangan Terbaik Kedua. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung, kepada Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, di Main Hall Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).


Gubernur Jakarta, Pramono Anung, dalam sambutannya menegaskan pentingnya digitalisasi pasar tradisional sebagai langkah tak terelakkan di era modern ini. 


"Karena saya berpikirnya sederhana begini, digitalisasi tidak bisa dihindarkan. Tetapi, kalau proses literasinya tidak dilombakan, para perbankannya tidak diadu, pasarnya tidak diamati, pasti tidak akan terjadi lompatan, lonjakan. Maka ketika pada pembukaan Lomba Digitalisasi Pasar, saya tidak membayangkan bahwa kenaikannya bisa sangat signifikan," ujarnya.


Ia menambahkan bahwa digitalisasi pasar tidak hanya mempercepat dan mempermudah transaksi, tetapi juga meningkatkan keamanan dan transparansi.


"Pemakaian QRIS, termasuk transaksinya, ini menunjukkan apa yang kita lakukan bersama ini, menunjukkan kemajuan yang luar biasa," imbuhnya.


Menurut Pramono, digitalisasi pasar turut berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Jakarta yang mencapai 5,18%, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,12%. 


"Jakarta memberikan kontribusi 16,61% terhadap GDP nasional. Dengan digitalisasi, copet berkurang, primanisme menyusut, dan pasar Tanah Abang sebagai sentra pasar ASEAN bisa kembali hidup," tambahnya.


Bank Jakarta memandang ajang lomba ini sebagai momentum untuk memperkuat inklusi dan literasi keuangan di pasar tradisional. Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyampaikan rasa terima kasih sekaligus menegaskan komitmen banknya. 


"Kami memandang digitalisasi pasar tradisional sebagai bagian dari transformasi ekosistem keuangan Jakarta. Upaya ini tidak hanya menghadirkan kemudahan transaksi melalui QRIS dan EDC, tetapi juga membuka akses yang lebih luas bagi para pelaku UMKM untuk masuk dalam sistem keuangan formal. Bank Jakarta berkomitmen menjadikan digitalisasi sebagai fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan," tukas Agus.


Salah satu pasar yang merasakan manfaat langsung digitalisasi adalah Pasar Mayestik. Kepala Pasar Mayestik, Dewi Ratna Furi, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan kategori Pasar Digital Terbaik Tipe A yang diraih. 


"Kolaborasi antara Pasar Mayestik dan Bank Jakarta dalam ajang Lomba Digitalisasi Pasar merupakan langkah yang sangat positif dan strategis. Ini bukan sekadar tren, tapi sebuah kebutuhan untuk memastikan pasar tradisional tetap relevan dan berdaya saing di tengah era ekonomi digital,"  ujar Dewi.


Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta, Arie Rinaldi, menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat sinergi dengan Perumda Pasar Jaya dan memperluas program digitalisasi pasar ke seluruh Jakarta. “Kami meyakini digitalisasi pasar akan berdampak positif terhadap pemberdayaan UMKM dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” tutup Arie.


Sebagai informasi, dari total 153 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, 20 pasar tradisional dipilih sebagai lokasi percontohan digitalisasi dengan berbagai kategori penilaian, mulai dari Program Literasi Teraktif, Digitalisasi Keuangan Terbaik, hingga Akses Keuangan Termasif. Melalui kolaborasi ini, penggunaan QRIS di pasar-pasar tersebut meningkat hampir 47%, sementara transaksi e-commerce dan kepemilikan NPWP pedagang juga mengalami lonjakan signifikan lebih dari 40%.


Transformasi digital yang diinisiasi Bank Jakarta dan mitra kolaboratifnya ini menjadi bukti nyata bahwa pasar tradisional di Jakarta dapat beradaptasi dan maju di era ekonomi digital, sekaligus membuka peluang baru bagi para pelaku UMKM untuk tumbuh lebih optimal.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama