Bespoke Lab dan Kantana Resmikan Studio Audio Post-Production di Jakarta, Dorong Perfilman Indonesia Menuju Standar Global

JAKARTA, suarapembaharuan.com — Bespoke Lab Indonesia bersama Kantana Post Production resmi mengumumkan kolaborasi strategis yang menghadirkan studio audio post-production berkelas dunia di Jakarta. Langkah ini diharapkan mampu mengangkat kualitas produksi film nasional ke level global sekaligus memberikan akses layanan audio kelas internasional dengan harga lebih terjangkau.



Peresmian kerjasama ini disampaikan langsung oleh Robert Simanjuntak, Country Manager Bespoke Lab Indonesia. Menurutnya, kehadiran fasilitas ini merupakan momentum penting dalam memperkuat ekosistem produksi film di Tanah Air, khususnya di bidang audio post-production.


“Kantana dikenal sebagai studio high-class yang biasanya hanya bisa dijangkau oleh film-film besar, seperti karya Joko Anwar dan Raditya Dika. Tapi kami ingin membawa kualitas itu lebih dekat ke film-film dengan anggaran menengah dan kecil,” ungkap Robert Simanjuntak saat peluncuran studio Kantana Bespoke Lab di Jakarta, Rabu (6/8/2025).


Kantana, studio asal Thailand yang memiliki pengalaman lebih dari 70 tahun di produksi dan pascaproduksi film, merupakan pelopor studio pertama di Asia yang mendapatkan sertifikasi Dolby. Mereka memiliki kekuatan dalam berbagai bidang seperti audio, color grading, dan efek visual (VFX), dan sudah dipercaya menangani film-film besar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.


Sementara itu, Bespoke Lab yang berbasis di Korea Selatan adalah pemimpin global di bidang layanan kelokalan konten (localization) dan kini mengoperasikan enam fasilitas di kawasan Asia-Pasifik. Melalui Bespoke Lab Indonesia, layanan audio post-production kini turut menjadi bagian dari portofolio mereka, dengan dukungan penuh dari Kantana.



Salah satu keunggulan utama dari kolaborasi ini adalah kemampuan melakukan proses audio post-production yang sebelumnya harus dilakukan di Thailand, kini bisa langsung dilakukan di Jakarta. Hal ini dimungkinkan berkat sistem kolaborasi berbasis cloud dan aplikasi bersama yang mendukung efisiensi proses produksi.


Dari total 20 tahap dalam proses audio post, kini 5 hingga 6 tahapan penting dapat diselesaikan di Jakarta. Dengan demikian, biaya produksi dapat ditekan secara signifikan tanpa mengorbankan kualitas.


“Kantana Bespoke Jakarta menyediakan fasilitas mixing yang siap untuk Dolby Atmos, termasuk opsi final mixing di ruang yang setara dengan bioskop—fasilitas yang masih jarang tersedia di Indonesia,” jelas Robert.


Betty Cho, CEO Bespoke Lab, menegaskan bahwa pemilihan Kantana sebagai mitra bukan tanpa alasan. Rekam jejak internasional yang solid menjadi alasan utama Bespoke Lab menggandeng studio asal Thailand tersebut.



“Kami ingin menjadi pilihan utama bagi produser lokal maupun regional yang ingin mendapatkan layanan audio post-production premium tanpa harus meninggalkan Indonesia,” ujar Betty Cho.


Strategi harga yang diusung Kantana Bespoke juga diklaim kompetitif dan transparan, disesuaikan dengan kebutuhan pasar Indonesia yang terus berkembang pesat. Hal ini sangat relevan mengingat industri film nasional tengah mengalami lonjakan produksi hingga mencapai sekitar 100 film per tahun.


Dari sisi Kantana, Pimlapat Chaiviriyachok, Managing Director Kantana Post Production, menyampaikan fokus mereka adalah membangun jaringan kuat dengan rumah produksi lokal serta aktif mengikuti berbagai ajang industri perfilman di kawasan Asia Tenggara.


Meski saat ini kerjasama baru berada pada tahap awal, sejumlah rumah produksi di Indonesia dikabarkan telah menunjukkan ketertarikan besar. Namun, identitas mereka masih dirahasiakan karena belum ada penandatanganan kontrak resmi.


Robert Simanjuntak menegaskan, “Yang penting sekarang, kita sudah punya fasilitas kelas dunia di Indonesia, sehingga produser tidak perlu repot lagi ke luar negeri hanya untuk proses audio.”


Dengan hadirnya Kantana Bespoke di Jakarta, diharapkan industri perfilman nasional tidak hanya mengalami pertumbuhan kuantitas produksi, tetapi juga peningkatan kualitas teknis dan artistik yang dapat bersaing di tingkat global. Langkah ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Indonesia siap menjadi pusat produksi film berkualitas tinggi di Asia Tenggara.


Kategori : News


Editor.     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama