Meliza Maria Telurkan "Tidak Berdiri Sendiri" Berkisah Susun Puzzle Seperti Menata Kehidupan

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Penulis Meliza Maria kembali menelurkan karya terbarunya lewat buku berjudul “Tidak Berdiri Sendiri”. Ini merupakan karya keduanya setelah novel perdananya “Aku dan Bintang” yang terbit pada 2023 lalu.



Buku setebal 348 halaman ini berkisah tentang seorang bernama Lilith, dengan kecintaannya kepada puzzle yang mendalam. Di mata dia, hal itu bukanlah sekadar gambar yang dipotong-potong, bukan pula permainan seorang anak kecil. 


Buku “Tidak Berdiri Sendiri” ini diluncurkan di toko buku Kinokuniya, Grand Indonesia Jakarta. Dalam pandangan penulis, puzzle adalah sebuah kepingan peristiwa dalam kehidupan yang harus ditata, dibentuk untuk mendapatkan gambar yang utuh. 


Isinya tidak hanya menyajikan kisah yang memotivasi, namun juga memberikan pemahaman tentang bagaimana kita harus berfokus kepada sebuah tujuan, mengelolanya dan menciptakan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka tahu arti sebuah tujuan dan harus menyelesaikannya. 


Sebagai penulis, Meliza Maria mengungkapkan bahwa buku ini ditulis dengan sangat emosional. Banyak peristiwa dalam kehidupan dan interaksinya dengan permainan kepingan ini hadir. 


Melalui media puzzle, Meliza Maria mampu menggabungkan antara bacaan, ilmu psikologi, pengamatan, pemikiran dan juga pengalaman hidupnya menjadi sebuah cerita perjalanan yang apik. Bahkan dalam penutup penulis ingin mengajak setiap orang untuk mau bermain puzzle.



"Permainan ini membuatku mengenal diriku sendiri dengan cara yang sangat menyenangkan. Untuk itu aku tahu, aku harus terus merangkai kepingan,” kata Meliza kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/8/2025).


Menurutnya, hasil karyanya ini cukup berarti untuk dibaca para pelajar, khususnya SMA ke atas. Sebab ada pesan yang terselip dalam bukunya tersebut. “Hargai setiap keping, lalu pahami dan taruh di tempat yang betul. Buku ini juga boleh diartikan sebagai permainan, boleh diartikan sebagai kehidupan,” tuturnya yang memang suka puzzle sejak kecil.


Dalam menggarap “Tidak Berdiri Sendiri”, Meliza hanya butuh waktu dua bulan untuk menyelesaikan draft-nya. Diakui ketika sampai menjadi buku seperti ini, waktunya sekitar delapan bulan. Kalau buku pertama lebih sulit, hampir satu tahun mengerjakannya.


Sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan psikologi saat di bangku kuliah, ia menilai bahwa puzzle ibarat kehidupan seseorang.


“Sehari-hari kita kurang lebih kaya main puzzle, nyusun keping yang tidak tahu bagaimana, tetapi lama-lama akan tahu. Harapannya, semoga orang-orang bisa menemukan apa yang saya temukan karena bermain puzzle itu menyenangkan,” pungkas ibu tiga anak ini seraya menambahkan ada sebuah cerita yang jadi tantangan, namun bukan soal puzzle.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama