PMPHI : Kami Dukung Masyarakat Desak Pemerintah Tutup TPL Jika Terbukti Lakukan Pengrusakan Lingkungan

MEDAN, suarapembaharuan.com - Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia Sumatera Utara (PMPHI Sumut) menyatakan siap mendukung masyarakat untuk mendesak pemerintah menutup operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) jika terbukti melakukan pelanggaran pengrusakan lingkungan di sekitaran Danau Toba.


Gandi Parapat.

Menurut Koordinator PMPHI Sumut, Gandi Parapat, desakan masyarakat untuk menutup PT TPL harus disertai dengan bukti dan fakta di lapangan terkait terjadinya kerusakan lingkungan. Tuntutan ini pun harus memiliki bukti kuat jika kerusakan lingkungan akibat pengelolaan oleh TPL.


"Kami siap mendampingi masyarakat untuk mendesak pemerintah supaya menutup TPL. Kami siap berada di garda terdepan bukan karena ikut - ikutan mendukung desakan Ephorus HKBP dan kalangan pendeta. Kami tidak mau latah mengikuti tuntutan Ephorus bersama kalangan pendeta. Tapi harus ada bukti kuat dalam menemukan kerusakan lingkungan akibat operasional TPL," tegas Gandi.


Gandi menyarankan, pemerintah bersama pihak kementerian lingkungan hidup dibantu masyarakat untuk menurunkan tim independen dalam mengungkap tuduhan adanya pencemaran lingkungan. Pemerintah tidak boleh serta merta menutup operasional TPL dalam mengelola lahan karena adanya desakan dan tuntutan yang tidak memiliki dasar bukti yang kuat.


"Tidak pantas menutup TPL tanpa bukti kesalahan yang kuat. Apalagi penutupan itu dilakukan pemerintah karena adanya desakan dari Ephorus HKBP bersama kalangan pendeta. Ini justru tidak sesuai aturan yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah juga harus melihat sisi positif pengelolaan lahan oleh PT TPL. Penyelidikan dan penelitian ini harus seimbang dan bukan merugikan salah satu pihak," katanya.


Gandi merasa prihatin melihat Ephorus HKBP bersama kalangan pendeta yang seakan melakukan kampanye untuk mendesak penerintah menutup PT TPL. Ephorus dan kalangan pendeta terkesan mempunyai misi terselubung dengan memprovokasi masyarakat. Namun mereka tidak memiliki bukti tentang TPL melakukan pengrusakan lingkungan.


"Ephorus dan pendeta ini mempunyai tugas yang sangat mulia, menjadi gembala baik di tengah umat Kristen. Mereka mempunyai tugas mulia untuk membawa suasana sejuk di tengah umat. Mereka tidak boleh memprovokasi masyarakat yang justru bisa memicu konflik. Saya sebagai jemaat HKBP pun tidak berempati atas tuntutan tersebut" sebutnya.


Gandi menyampaikan, PMPHI akan turun ke lokasi untuk mencari kebenaran atas kerusakan lingkungan di seputaran Danau Toba. Selain itu, pihaknya akan mengundang tim ahli dari kementerian terkait maupun pemerintah untuk membahas masalah kebenaran dan fakta di lapangan.


"Kita tidak akan menebarkan fitnah yang keji. Sebab banyak anggota masyarakat yang melangsungkan hidup dengan beroperasinya perusahaan pulp tersebut. Kita berada sebagai pihak independen. Jika memang ada kerusakan lingkungan akibat operasional TPL maka kami akan ikut menyuarakan penutupan TPL. Kehadiran kami tentunya untuk membawa suasana tenang untuk masyarakat," pungkasnya.


Gandi menyarakan masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi soal desakan penutupan TPL. Masyarakat juga harus mempertimbangkan sisi positif atas kehadiran perusahaan pulp itu di daerah Toba sana. "Masyarakat harus bisa mempertimbangkan dampak terburuk jika terjadi kekisruhan. Investor tidak akan mau berinvestasi di daerah tersebut jika usaha yang dibangun diganggu oleh banyak pihak. Kepentingan lebih luas dan masa depan daerah harus diprioritaskan" sebutnya.


Kategori : News


Editor     : ARS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama