JAKARTA, suarapembaharuan.com - Sejumlah kalangan mengkritik keras pegiat media sosial Ferry Irwandi yang menuduh TNI sedang menggulirkan wacana adanya upaya penciptaan darurat militer dalam aksi massa yang dimulai pada 25 Agustus 2025 lalu. Salah satunya datang dari analis politik dan isu intelijen Boni Hargens yang menilai tudingan Ferry Irwandi begitu vulgar dan provokatif. Padahal, kata Boni, TNI sudah profesional dan matang berdemokrasi.
![]() |
Boni Hargens. Ist |
"TNI kita sudah belajar dari masa lalu. Mereka sudah matang dalam berdemokrasi," ujar Boni dalam keterangannya, Senin (8/9/2025).
Boni tidak membantah adanya kelompok penumpang gelap yang bermain di dalam aksi massa tersebut. Hanya saja Boni membantah dengan tegas bahwa ada keterlibatan TNI di dalam isu tersebut.
“TNI kita tidak memiliki DNA kudeta politik dalam sejarah Indonesia. Tidak ada satu pun peristiwa yang mesinyalir adanya kejadian kudeta politik oleh militer dalam sejarah Indonesia sejak merdeka tahun 1945," ungkap Boni.
"Bahkan apa yang dilakukan Jenderal Nasution dan pasukannya pada tahun 1952 di depan Istana Presiden Sukarno, yang oleh pengamat asing dianggap percobaan kudeta, bukanlah upaya kudeta seperti di Thailand, Filipina, atau Myanmar, melainkan bentuk pernyataan sikap kecewa TNI ketika itu karena melihat korupsi politik di parlemen yang begitu marak dan menyengsarakan rakyat," jelas Boni menambahkan.
Lebih lanjut, Boni mengatakan TNI sudah sangat professional. Boni juga mengingatkan pentingnya follow up terhadap provokasi yang disampaikan Ferry penting untuk didalami oleh komunitas intelijen mana saja untuk mencegah terciptanya persepsi yang salah di pikiran masyarakat.
"Selain tidak benar, tudingan Ferry itu bentuk provokasi yang serius. Untuk itu, komunitas intelijen perlu mendalami tudingan itu dengan pengumpulan informasi yang obyektif dan menyeluruh," tutur Pendiri Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) tersebut.
Senada dengan Boni, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Soleman Ponto juga mengecam keras pernyataan Ferry Irwandi soal TNI. Menurut Ponto, pernyataan Ferry merupakan penggiring opini dan memanipulasi fakta karena secara sengaja membentuk persepsi publik yang salah tentang TNI.
"Pernyataan Ferry sebagai bentuk provokasi yang berpotensi merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan merusak citra TNI sebagai institusi," tandas Ponto.
Ponto pun mendorong aparat penegak hukum segera mengambil tindakan tegas atas pernyataan Ferry. Hal tersebut penting agar menjaga wibawa TNI, keamanan nasional dan persatuan nasional.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar