TANGERANG, suarapembaharuan.com - Tanggapan Ilmu pengetahuan atau sains dan matematika sesuatu yang horor tidaklah benar. Asal tahu cara pengemasannya, dua pembelajaran tersebut bisa menjadi lebih menarik, bahkan menyenangkan.
Inilah sebuah inovasi yang terus dilakukan SDK PENABUR Jakarta khususnya untuk mengasah kemampuan para siswa dalam bidang sains dan matematika.
Komitmen itu diwujudkan dengan menggelar Mathematics-Science Exhibition yang berlangsung di Komplek PENABUR Gading Serpong, Tangerang pada Sabtu 15 November 2025.
Kegiatan yang mengusung tema “Science Sparks, Math Moves” ini diikuti 714 peserta dari 76 sekolah.
Rinciannya, 20 TKK PENABUR Jakarta dan 13 sekolah TK luar, 21 SDK PENABUR Jakarta dan 5 SD luar termasuk dari Bandar Lampung serta 17 SMPK PENABUR Jakarta. Selain itu, juga ada 212 peserta Seminar Nasional dan Paper Conference.
Acara pembukaan dihadiri Kepala Jenjang SDK PENABUR Jakarta Wahyu Kristiani, Pengurus Bidang Pendidikan BPK Penabur Jakarta Suzanne Carrol L Mondigir dan Pengurus Bidang Sarpras BPK Penabur Jakarta Jahja Kristiantara Gunawan.
Wahyu Kristiani menjelaskan bahwa kegiatan Math Science Exhibition ini diadakan untuk mengubah persepsi masyarakat bahwa selama ini math science dianggap sesuatu yang sulit.
“Hari ini kita membuktikan bahwa math science ini adalah sesuatu yang menyenangkan. Anak-anak tidak harus disodori angka, seperti itu, tetapi dengan memberikan pemahaman melalui permainan, melalui pemahaman-pemahaman yang dilakukan di ruangan nanti ada math science exhibition, di situlah anak-anak akan mengenal bahwa math itu menyenangkan dan menarik. Dan ini nanti akhirnya akan terbawa dalam kehidupan mereka sehari-hari,” kata Wahyu di sela-sela kegiatan.
Sebagaimana diketahui, sains dan matematika merupakan dua hal penting yang perlu dikuasai seorang siswa di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, agar memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif, dan dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
Ini penting sebagai dasar untuk melakukan inovasi teknologi, demi kemajuan bangsa Indonesia dalam berbagai sektor kehidupan.
“Persepsi yang berkembang di masyarakat mengenai sains dan matematika itu adalah bidang ilmu yang sulit dipahami dan hanya ada pada ranah teori di dalam kelas saja. Melalui kegiatan ini kami ingin menyampaikan bahwa pendekatan sains maupun matematika dapat dikemas secara menarik dengan eksperimen, permainan, dan karya kreatif dalam kehidupan sehari-hari yang membuat anak-anak dapat menemukan penyelesaian masalah yang realistis,” jelas Wahyu.
Adapun para siswa yang berpartisipasi dalam program ini siap bersaing secara sportif. Mereka mengikuti berbagai kompetisi seperti “Thinkathon” yang mengajak siswa TK berpikir kritis lewat tantangan seru, “Logic in Motion”, “Eureka Science Battle” dan “Fun Mathematics” yang mengasah kemampuan 4C siswa SD yaitu Critical Thinking, Creativity, Communication, Collaboration.
“Kegiatan ini menjadi menarik karena ada lomba kolaborasi antara guru dan siswa. Lalu, lomba-lomba yang disuguhkan bukan hanya bersifat kognitif saja namun juga mengembangkan aspek psikomotorik serta afektif siswa,” imbuh Wahyu.
Sedangkan Pengurus Bidang Pendidikan BPK Penabur Jakarta Suzanne Carrol menambahkan, kegiatan seperti ini bisa mematahkan persepsi masyarakat bahwa matematika itu adalah pelajaran yang horor.
"Jadi anggapan masyarakat saat ini itu, ya di zaman saya juga ya, matematika itu horor banget dan menakutkan, panas dingin kalau pelajaran matematika. Tapi matematika itu ternyata tidak demikian, ternyata matematika itu bisa dibawa fun,” terangnya.
“Jadi BPK PENABUR memberikan ruang bagi siswa, juga bagi guru untuk mempelajari matematika itu dengan meaningful dan joyful. Jadi itu tadi ya, kemampuan berpikir kritis dan anak-anak juga ditransformasi cara memandang persoalan, cara memandang masalah. Jadi di sini bukan hanya metodenya, tapi hasil dari kognitif itu sendiri, jadi meta kognitifnya, itu yang kita akan gali di anak-anak kita dan juga guru-guru kita,” lanjutnya.
Berdasarkan pantauan di kelas-kelas, para siswa terlihat antuasias mengikuti kegiatan, salah satunya merangkai robot.
Seperti yang dilakukan Landon Keandre Noveanto, siswa kelas 6 dari SDK PENABUR Gading Serpong yang berpartisipasi dalam Logic in Motion.
“Lomba yang aku ikuti hari ini ada lomba robotik yang kita harus mengambil sampah anorganik dan sampah organik, robot yang bisa mengscoop sampah-sampahnya untuk menaruh ke tempatnya,” tutur Landon Keandre.
Sebelum berkompetisi, ia sudah melakukan persiapan yang matang.
“Persiapannya kurang lebih tiga minggu dengan latihan seminggu dua kali, aku juga menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan,” ungkap Landon yang juga menyukai pelajaran matematika.
Cerita berbeda datang dari Oliver Putra Franslay, siswa kelas 5 dan Grace Analia, siswa kelas 6 dari SDK 9 PENABUR.
“Aku ikut lomba matematika dan mulai mempersiapkan diri selama sebulan bersama guru di sekolah. Ketika ada kesulitan guru langsung membantuku,” ujar Grace.
“Selain belajar bersama guru lewat Math Club di sekolah, aku juga mengerjakan soal dan mencari informasi secara mandiri di internet,” sambung Oliver.
Selain lomba, rangkaian kegiatan pada Mathematics-Science Exhibition meliputi Seminar Nasional yang mengangkat topik “Empowering Teachers as STEM Leaders” dan Paper Conference yang juga membahas topik serupa, ditujukan untuk lebih dari 200 guru IPA dan Matematika SDK PENABUR Jakarta, mahasiswa, peneliti, dosen, serta praktisi pendidikan yang telah mendaftarkan diri sebagai peserta.
Tak ketinggalan, ada pula “EduSpark Expo” pameran interaktif sains dan matematika.
“Kami berharap setelah mengikuti kegiatan ini siswa dapat mengekspresikan ide, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis melalui proyek-proyek sederhana yang relevan dengan kehidupan sehari-hari,” harap Wahyu.
Selain itu, dapat mendorong pembelajaran kolaboratif antara siswa dan guru dalam menjelajahi konsep serta mengeksplorasi penerapan sains juga matematika secara kontekstual, sekaligus membangun komunitas pelajar ilmiah berbasis data dan riset yang berdampak bagi pengembangan proses pembelajaran di jenjang SD.
Terkhusus bagi siswa SDK PENABUR Jakarta yang berpartisipasi dalam kegiatan Mathematics-Science Exhibition dapat semakin menumbuhkan profil BEST di dalam diri hingga mengakar kuat. BEST merupakan akronim dari Be Tough, Excel Worldwide, Share with Society, Trust in God.
Kategori : News
Editor : AHS




Posting Komentar