Brawijaya Hospital Antasari Beberkan Keunggulan Bedah Laparoskopi dalam Layanan Obgyn Komprehensif

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Brawijaya Hospital Antasari menggelar acara Comprehensive Obgyn Services yang mengulas layanan unggulan di bidang obstetri dan ginekologi, dengan fokus pada teknik bedah laparoskopi serta perannya dalam meningkatkan keberhasilan program bayi tabung (in vitro fertilization / IVF).



Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya dr. Lucky Satria, Sp.OG, Subsp. FER., Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi; dr. Niken Pudji Pangastuti, Sp.OG KFER.; serta dr. Agatha Pradana, Sp.OG, M.Si.


Dalam paparannya, dr. Lucky Satria menjelaskan bahwa laparoskopi merupakan teknik bedah minimal invasif yang kini menjadi standar modern dalam penanganan berbagai kasus ginekologi. “Laparoskopi adalah teknik operasi dengan sayatan sangat kecil, sekitar 1 sentimeter, sehingga trauma jaringan minimal, nyeri pascaoperasi lebih ringan, dan pemulihan pasien jauh lebih cepat,” ujarnya.



Menurut dr. Lucky, teknik ini sangat bermanfaat untuk menangani berbagai kelainan organ reproduksi perempuan, termasuk gangguan pada saluran tuba, endometriosis, hingga kelainan lain yang berpotensi menurunkan peluang implantasi embrio pada program IVF. “Pada kasus tertentu seperti pembengkakan saluran tuba, penyumbatan perlu ditangani terlebih dahulu dengan laparoskopi agar peluang keberhasilan IVF meningkat,” jelasnya.


Tidak hanya untuk kasus sederhana, Brawijaya Hospital Antasari disebut telah mampu melakukan bedah laparoskopi tingkat lanjut dan kompleks. Salah satunya adalah operasi endometriosis berat yang melibatkan organ lain di luar rahim, seperti usus dan saluran kemih. “Kasus-kasus kompleks ini kami tangani secara multidisiplin dalam satu tindakan operasi laparoskopi, melibatkan dokter kandungan, bedah digestif, hingga urologi,” kata dr. Lucky.



Keunggulan lain dari laparoskopi adalah waktu pemulihan yang relatif singkat. Pasien umumnya sudah dapat pulang dalam waktu dua hingga tiga hari pasca operasi,” tambahnya.


Dalam konteks fertilitas, dr. Lucky menegaskan bahwa usia tetap menjadi faktor penting dalam keberhasilan IVF. “Semakin muda usia pasien, peluang keberhasilannya semakin tinggi karena kualitas dan jumlah sel telur masih optimal. Di atas usia 45 tahun, tingkat keberhasilan hanya sekitar 5 persen,” ujarnya. Meski demikian, ia menekankan bahwa setiap pasien tetap mendapatkan pendekatan menyeluruh, mulai dari perbaikan gaya hidup, pola makan, hingga manajemen stres.



Brawijaya Hospital Antasari mencatat tingkat keberhasilan IVF secara keseluruhan berada di kisaran 50 persen, yang ditopang oleh kesiapan fasilitas, teknologi laparoskopi yang mumpuni, serta pendekatan tim medis yang komprehensif. “Kunci keberhasilan ada pada kerja tim, bukan hanya fokus pada pasien perempuan, tetapi juga evaluasi dan penanganan faktor dari pihak pria,” pungkas dr. Lucky.


Melalui layanan Obgyn komprehensif ini, Brawijaya Hospital Antasari menegaskan komitmennya dalam menghadirkan penanganan ginekologi modern berbasis teknologi minimal invasif demi meningkatkan kualitas hidup dan peluang kehamilan bagi para pasien.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama