Lindungi Nakes dan Keluarga Korban Covid-19 Agar Tidak Diasingkan

MEDAN - Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) meminta pemerintah pusat, pemerintah provinsi (Pempro) maupun pemerintah kabupaten/kota, supaya memberikan perhatian khusus terhadap tenaga kesehatan (nakes) yang terlibat langsung dalam menangani pasien Covid-19.





Koordinator PMPHI, Gandi Parapat mengatakan, perlindungan terhadap seluruh  nakes ini sangat penting, dan seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah selain terus memberikan sosialisasi, operasi yustisi atas bahaya dari penyebaran virus corona di tengah masyarakat.



"Kita prihatin karena di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air, kalangan dokter, perawat maupun nakes lainnya, tidak sedikit yang gugur di tengah melaksanakan tugasnya. Untuk di Sumut, sudah 1.950 orang nakes yang terpapar. Sedikitnya, ada 24 dokter yang meninggal dunia," ujar Gandi Parapat, Senin (15/2/2021).



Tidak hanya dalam bentuk perlindungan kesehatan agar tidak terpapar virus corona, Gandi juga menyarankan pemerintah supaya tepat waktu memberikan dana insentif untuk tenaga kesehatan yang terlibat langsung merawat pasien yang terpapar. Sebab, dana insentif itu dapat memacu kinerja tenaga kesehatan.



"Pemandangan memiris telah diperlihatkan di tengah masyarakat setelah adanya peristiwa aksi demo dari tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi pada pekan lalu. Kejadian ini tidak seharusnya terjadi jika hak untuk tenaga kesehatan ini disalurkan. Birokrasi untuk tenaga kesehatan ini jangan dipersulit," katanya.



Gandi juga meminta pemerintah tidak hanya melakukan sosialisasi maupun operasi yustisi di tengah pandemi Covid-19. Namun pemerintah juga diharapkan memberikan sosialisasi masyarakat agar tidak mengasingkan keluarga dari pasien yang terpapar Covid-19.



"Saya merupakan salah seorang dari ribuan keluarga yang merasa terasingkan di tengah masyarakat. Dalam masalah ini, istri saya bernama Faddalena Simanjuntak, dinyatakan positif Covid-19 pada 2 Februari kemarin. Sampai saat ini, istri saya masih menjalank perawatan," ungkap Gandi.



Gandi memahami keluarganya merasa terasingkan. Meski sudah melakukan swab tes dan hasilnya negatif Covid-19, bersama dengan kedua anaknya, Tangkas Parapat dan Barita Parapat, masyarakat masih mengkhawatirkan terjadinya penularan. Masyarakat melakukan ini karena mengkhawatirkan penularan," jelasnya.



Menurutnya, pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menjauhi keluarga korban yang terpapar. Sebab, upaya mengasingkan keluarga korban terpapar tersebut, dikhawatirkan bisa membuat imun tubuh menjadi menurun, dan bisa turut terpapar Covid-19.



"Beruntung saja saya tidak terpapar. Sebab, saat saya mendapat informasi istri terkonfirmasi, pada saat itu saya baru saja bertemu dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. Jika saat itu saya terpapar, dapat dipastikan Gubernur Sumut kemungkinan juga terpapar," sebutnya.



Dalam kesempatan itu, Gandi bersama kedua anaknya meminta dukungan dari masyarakat agar turut mendoakan istrinya yang masih berjuang untuk kesembuhan dari Covid-19. Dukungan masyarakat dalam doa dipastikan dapat menyembuhkan istrinya dari Covid-19.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama