JAKARTA, suarapembaharuan.com - Tim Penyatuan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) hasil Kongres Kongres KNPI Versi Noer Fajrieansah, mengingatkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasona Laoly, yang menginginkan islah dalam Kongres bersama XVI di tahun 2021.
![]() |
Istimewa |
Tim Penyatuan KNPI, hasil Kongres KNPI Versi Noer Fajrieansah, Korneles Galanjinjinay melalui keterangan tertulisnya, Rabu (10/3/2021), mengaku melihat keanehan dalam upaya menyatukan organisasi kelompok pemuda oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasona Laoly tersebut.
Pertama, upaya penyatuan hanya melibatkan elite, tidak melibatkan akar rumput. Kedua, pembelahan Pengurus DPP KNPI versi Haris Pertama, dengan rapat Pleno yang dipimpin oleh Jackson Kumaat, menggantikan Haris Pertama sebagai Ketum DPP KNPI. Masalah ini menjadi pembahasan dalam islah tersebut.
"Kita tentunya senang jika KNPI kembali bersatu. Namun upaya penyatuan ini harusnya melibatkan akar rumput, bukan hanya melibatkan elite politik semata. Sangatlah aneh jika penyatuan ini mencederai etika organisasi yang ada, dengan melakukan pemecatan," ujar Korneles Galanjinjinay.
Korneles Galanjinjinay mengungkapkan, islah dalam Kongres bersama XVI, yang notabene akan memecat Haris Pertama, dan disebut - sebut bakal digantikan oleh Mustahuddin, membuat semangat Islah KNPI menjadi sarat akan kepentingan elit tertentu. Dampak ini harus menjadi perhatian.
![]() |
Istimewa |
"Kita menginginkan KNPI disatukan. Tapi jika upaya penyatuan ini justru membelah kepengurusan yang lain, sama saja artinya bahwa kita sedang merancang perpecahan pemuda. Tentunya kita semua tidak menginginkan terjadinya perpecahan KNPI tersebut," kata Korneles Galanjinjinay.
Seperti diketahui, selama ini ada tiga kubu di dalam organisasi KNPI. Ketiga kubu ini pimpinan Noer Fajrieansyah, Abdul Azis, dan Mustahuddin, yanh berkumpul bersama di Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat. Mereka menandatangani kesepakatan bersama didampingi Sekretaris Jenderal masing-masing, yaitu Addin Jauharudin, Jackson AW Kumaat, dan Yamitema Tirtajaya Laoly.
Korneles menilai pemecatan Haris Pertama beberapa hari sebelum disepakatinya perjanjian menggelar Rapimpurnas dan Kongres bersama XVI pada 2021.
"Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama, jangan sampai dalam menyatukan KNPI, tapi kita malah membegal pengurus yang lain. Cara-cara begal ini tidak boleh dilakukan. Dalam konteks memimpin OKP saja sudah main 'begal" apalagi mau memimpin republik ini. Hancur negara ini kalau dipimpin pemuda seperti ini," ungkap Korneles
Mantan Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ini mengatakan Kemenkumham dan Kemenpora untuk berhati hati dalam upaya menyatukan KNPI.
"Jika upaya penyatuan KNPI tidak dilakukan dengan hati-hati dan melibatkan semua pihak termasuk organisasi yang bernaung di bawah KNPI, akan membuahkan hasil yang sia - sia. Kita menyarankan Bapak Yasona Laoly dan Bapak Zainuddin Amali mengecek lebih teliti apakah diantara ke tiga kubu ini benar - benar sudah bersepakat" sebutnya.
Dalam surat kesepakatan tersebut, tiga Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dari tiga faksi DPP KNPI, menandatangani kesepakatan bersama untuk melaksanakan Rapimpurnas dan Kongres bersama dan disampaikan kepada Menteri Hukum dan Ham Yasonna Laoly.
Kegiatan tersebut akan diselenggarakan melalui pembentukan kepanitiaan bersama dengan menjunjung tinggi azas musyawarah dan mufakat, keterbukaan dan bertanggung jawab.
Posting Komentar