Banjir Bandang di NTT, Sebanyak 8.424 Jiwa Masih Mengungsi

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir jumlah masyarakat yang mengungsi akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 2.019 kepala keluarga (KK), atau 8.424 jiwa.


Istimewa

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, pengungsi korban bencana ini tersebar dalam beberapa kabupaten yang terdampak musibah bencana. Pemerintah masih melakukan pendataan dan menangani pengungsi korban bencana di NTT.


"Cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja masih berpotensi terjadi di NTT dalam beberapa hari ke depan. Beberapa bencana yang terjadi akhir pekan lalu memicu pengungsian lebih dari 8.000 warga setempat," ujar Raditya Jati, dikutip dari laman BNPB, Selasa (6/4/2021).


Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau  2.683 warga lainnya terdampak. Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kajian cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT. 


Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK) , Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256. 


Istimewa

Siklon tropis ini berdampak di 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor. 


Total warga meninggal dunia (MD) berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21. 


Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian total antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS) dan 34 unit rumah rusak ringan (RR), sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR dan 84 unit lain terdampak. 


Adapun rincian kerusakan sektor pemukiman sebagai berikut.


Kota Kupang

- 10 unit rumah RS

- 657 unit rumah terdampak


Kabupaten Flores Timur

- 82 unit rumah RB

- 34 unit rumah RR

- 97 unit rumah terdampak

- 8 unit fasum RB


Kabupaten Malaka

- 1.154 unit rumah terdampak

- 65 fasum terdampak


Kabupaten Ngada

- 4 unit rumah RB

- 2 unit rumah RS

- 1 fasum terdampak


Kabupaten Sumba Barat

- 54 unit rumah terdampak


Kabupaten Sumba Timur

- 7 fasum terdampak


Kabupaten Rote Ndao

- 12 unit rumah RB


Kabupaten Alor

- 21 unit rumah RB

- 106 unit rumah RS

- 6 fasum RB

- 1 fasum RR

- 11 fasum terdampak


Terkait pascakejadian, BPBD kabupaten dan kota dibantu dengan multipihak masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik maupun pembukaan akses ke wilayah terisolir. Kementerian dan lembaga di bawah kendali BNPB juga memberikan dukungan kepada pemerintah daerah terdampak siklon tropis tersebut. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama