Ridwan Kamil Dorong UMKM Jabar Didorong Manfaatkan Potensi Pasar

BANDUNG, suarapembaharuan.com - Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bisa memanfaatkan potensi pasar sebesar Rp400 triliun, setiap tahunnya.


Istimewa

Menurut Ridwan Kamil, nilai yang sangat besar tersebut berasal dari belanja kementerian dan lembaga pemerintah pusat sepanjang 2021 yang difokuskan pada produk UMKM.


"Ada Rp400 triliun per tahun belanja kementerian dan lembaga. Silakan UMKM untuk merespon peluang yang luar biasa ini," kata Ridwan Kamil, usai bertemu Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki di Kota Bandung, Jumat (02/04/2021) malam. 


Ridwan Kamil menuturkan, belanja pemerintah sebesar Rp400 triliun tersebut bertujuan untuk menggairahkan pelaku UMKM yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19, dan mendorong pemulihan ekonomi. 


"Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jabar, sekitar 37.119 UMKM terdampak pandemi, 14.991 di antaranya merupakan pelaku ekonomi kreatif. Ada UMKM yang berhenti produksi maupun gulung tikar," ucapnya.


Ridwan Kamil mengatakan,  Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat intens melahirkan inovasi-inovasi untuk menggairahkan kembali roda produksi UMKM, aalah satunya dengan menggagas program ICALAN (Inovasi Cara Penjualan). 


"Kadang-kadang UMKM bingung harus jualan ke mana karena ketidaktahuan, maka market Rp400 triliun silakan dimanfaatkan oleh UMKM Jabar," ujarnya.


Ridwan Kamil menamhahkan, Pemda Provinsi Jawa Barat juga telah berkomitmen menyelesaikan permasalahan yang dialami pelaku UMKM saat ini, mulai dari pemasaran atau promosi, bantuan kredit, hingga mewajibkan ASN untuk membeli produk UMKM.


"Intinya kami berkomitmen menyelesaikan permasalahan UMKM karena sangat multidimensi mulai pemasaran dan lain-lain," tuturnya.


Ridwan Kamil mengaku, salah satu kendala yang dialami UMKM saat pandemi adalah sulit mencari bahan baku  impor.


"Ada UMKM yang produknya diekspor, tetapi bahan baku harus impor lebih dulu. Jadi impor itu terbagi dua, impor yang dijual di pasar kita, dan ada yang impor untuk diekspor lagi," imbuhnya.


Ridwan Kamil menyatakan, pelaku UMKM mengeluh kesulitan mendapatkan bahan baku impor tersebut karena tidak bisa digantikan dengan produk lain, oleh karena itu, Pemda Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Koperasi dan UKM tengah mencari solusi bersama menyelesaikan kendala tersebut.


"Mencari penggantinya itu susah, tetap mereka harus impor bahkan yang bertahan kini tersisa 30%, karena itu sedang kami cari solusinya bersama Kemenkop UKM," tambahnya. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama