MEDAN, suarapembaharuan.com - Sebanyak 3.861 orang anak-anak di Sumatera Utara (Sumut) terpapar Covid-19 sejak pandemi ini merebak. Hampir 2.000 anak di antaranya terpapar Covid-19 selama enam bulan terakhir.
![]() |
Tim Satgas Covid-19 Sumut, dr Inke Nadia Lubis. (Foto : Istimewa) |
Tim Satgas Covid-19 Sumut, dr Inke Nadia Lubis mengatakan, Kota Medan merupakan penyumbang kasus Covid-19 pada anak di Sumut. Sementara anak yang memiliki risiko terpapar Covid-19 paling tinggi yang berusia sekolah dasar.
"Sesuai peningkatan jumlah kasus di kabupaten/kota paling banyak di Kota Medan sama Deliserdang. Tercatat dari 3.861 orang anak yang terpapar Covid-19, 72 persen berasal dari Kota Medan," kata Inke Nadia Lubis, Rabu (30/6/2021).
Inke mencatat peningkatan kasus Covid-19 pada anak terjadi selama enam bulan terakhir. Tercatat ada 2.000 kasus terjadi selama enam bulan terakhir dari total 3.861 anak yang positif Covid-19 sejak awal pandemi.
"Peningkatan signifikan itu di bulan April tinggi sekali, 3 kali lipat dari yang dilaporkan setiap minggunya," katanya.
Dikatakanya, gejala pada pada anak-anak lebih ringan, bisa tak bergejala atau lebih ringan. Tapi karena tidak bergejala justru beresiko menularkan. Sehingga skrining yang dilakukan pada orang dewasa, seperti pemeriksaan suhu, atau gejala yang jelas yakni batuk dan pilek, tidak ketemu pada anak.
"Kalau hanya berdasarkan pemeriksaan itu, tanpa pemeriksaan swab anak-anak dibiarkan sekolah, kan itu masih resiko menularkan itu lah yang bahaya pada anak. Karena justru bisa terlewatkan daripada orang dewasa yang jelas ada gejalanya," katanya.
Walaupun pada anak dampaknya tidak terlalu besar, tetapi kalau dia menularkan pada guru atau kembali ke rumah, nanti bisa sebabkan resiko yang lebih tinggi.
"Tapi pada anak belakangan dilaporkan ada dampak yang bisa mengganggu aktivitasnya, Anak akan menjadi kurang aktif sekitar 3-6 bulan setelah terpapar," ujarnya.
Posting Komentar