Masuk Babak Final, Greysia Polii - Apriyani Rahayu Diminta Rileks Tanpa Beban

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali meminta kepada para atlet Indonesia yang masih akan bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, khususnya ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang telah lolos ke babak final agar bertanding tanpa beban, tidak tertekan dan rileks.


Istimewa

Pasalnya, menurut Menpora Amali bertanding di Olimpiade atmosfernya berbeda dengan pertandingan di ajang series kejuaraan dunia lainnya. Sebab, pertandingan di ajang-ajang tersebut walaupun kalah masih ada kesempatan dalam ajang lain yang penyelenggarannya hamper setiap tahun. Sementara Olimpiade hanya digelar 4 tahun sekali.


“Jadi tekanan, pressure yang ada di olimpiade itu sangat besar, sangat sangat kuat. Jadi saya hanya berharap supaya mereka tidak terlalu tertekan, tidak terlalu merasa ada beban,” kata Menpora Amali.


Menurut Amali, pernyataan tersebut disampaikan langsung dirinya kepada Greysia Polii/Apriyani Rahayu saat melakukan video call dengan atlet Bulutangkis tersebut usai menang atas pasangan Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan.


“Saya sampaikan bahwa nggak usah mikirin beban apapun. Saya tidak memberi kamu beban, tetapi kamu main lepas, kamu main dengan enak saja, ya anggap saja sedang main di Pelatnas di tempat mereka di Cipayung sana,” harapnya.


Menpora Amali melanjutkan, apabila mereka tampil dengan beban dan tekananmaka hal itu dapat membuat mereka melakukan kesalahan-kesalahan dalam pertandingan karena tidak fokus.


“Saya bilang nggak mungkin, dia (atlet) berpikir ini menteri pasti membebani harus emas, saya bilang gak. Kamu sudah sampai di final saja saya sudah senang dan pasti rakyat Indonesia bangga dengan kalian. Jadi hal-hal yang seperti itu, harus dilakukan pada mereka. Sehingga mereka tidak merasa tertekan dan dia punya beban, harus dibuat rileks, serileks mungkin,” jelasnya.


Kemudian terkait target, Menpora menjelaskan saat ini sudah ada Grand Design Olahraga Nasional yang telah disusun Kemenpora bersama para pakar, akademisi, praktisi olahraga, yang merupakan tindaklanjut dari arahan Presiden Joko Widodo dalam melakukan review total olahraga prestasi.


Di dalam Grand Design Olahraga Nasional tersebut, pemerintah menetapkan Olimpiade sebagai target utama dan setiap olimpiade diharapkan ada perbaikan peringkat olimpiade dunia. Untuk tahun Olimpiade Tokyo, Indonesia menargetkan peringkat 40 atau meningkat dari raihan saat olimpiade Rio De Janeiro 2016 lalu.


“Tapi tidak boleh jadi beban dan saya dari awal tidak membuat beban itu di satu atlet, di satu satu pasangan. Tetapi ini adalah tugas seluruh kontingen, tugas seluruh dari 28 orang yang berangkat,” tukasnya.


Untuk pembinaan atlet, lanjutnya, dalam Grand Design Olahraga Nasional juga, pemerintah melakukan pembinaan dan mencari talenta-talenta atlet dari seluruh Indonesia. Sebab, tidak boleh lagi prestasi olahraga lahir by accident tapi harus by design. 


Hal itu hanya bisa dicapai dengan memperbaiki pengelolaan dan manajemen olahraga dan itu sudah tertuang dalam Grand Design Olahraga Nasional. Salah satunya bekerjasama dengan penyedia big data.


“Kita bekerjasama dengan penyedia big data, untuk bisa memantau data di seluruh Indonesia. Saya sebut saja dengan PT Telkom, karena mereka yang ada datanya dan dari situ kita akan lihat mana potensi-potensi mana talenta-talenta,” ungkapnya.


Selain itu, dalam Grand Design Olahraga Nasional, pemerintah juga akan membangun atau menguatkan sentra-sentra pembinaan olahraga di berbagai daerah.


“Di Grand Design Olahraga Nasional itu ada 10 sentra yang ada di seluruh Indonesia sesuai dengan karakteristik olahraga yang menonjol di daerah itu. Nanti kita akan jaring sebanyak mungkin para talenta-talenta kita dari dasar,” pungkasnya.


Dalam upayaa itu, Kemenpora akan bekerjasama dengan Kemendagri karena menaungi kabupaten/kota dan provinsi dan juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek, sekitar 250.000 atlet dan talenta akan dijaring di tahap awal.


“Jadi ini yang kita lakukan, karena terus terang selama ini pembinaan kita itu tidak terdesain dengan bagus. Karena prestasi-prestasi yang ada itu by accident. Nah stop, kita tidak boleh lagi mendapatkan prestasi by accident harus by design,” harapnya.




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama