Irjen Napoleon Dipastikan Penganiaya Tersangka Penista Agama

JAKARTA, suarapembaharuan.com – Pelaku penganiayaan terhadap tersangka penistaan agama yang dijerat kasus dugaan UU ITE, Muhamad Kosman alias Muhammad Kece, ternyata mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri, Irjen Napoleon Bonaparte.


Istimewa

Napoleon Bonaparte divonis 4 tahun penjara karena menerima suap sebesar Sin$200 ribu atau sekitar Rp2.145.743.167 dan US$370 ribu atau sekitar Rp5.148.180.000 dari terpidana korupsi hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra. Napoleon satu rutan dengan Muhammad Kece.


"Sudah tau bertanya pula," ujar Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (18/9/2021). Muhammad Kece juga menyebutkan, bahwa dirinya dianiaya Irjen Napoleon.


Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono menegaskan, Polri tetap memproses kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Muhammad Kece. Orang bersangkutan dianiaya oleh tahanan.


"Polri menggelar gelar perkara untuk menentukan tersangka penganiaya tahanan kasus dugaan UU ITE dan penodaan agama Muhamad Kosman alias Muhammad Kece," ujar Rusdi Hartono.


Brigjen Rusdi Hartono menjelaskan, gelar perkara itu akan dilakukan setelah penyidik rampung mengumpulkan barang bukti terkait dengan peristiwa itu.


“Dari alat bukti itu akan dilakukan gelar perkara dan akan menetukan tersangka dalam kasus ini. Yang pasti adalah kasus ini telah ditangani oleh kepolisian dan tentunya akan dituntaskan sesuai aturan perundangan yang berlaku,” kata Brigjen Rusdi.


Brigjen Rusdi menyebut bahwa tersangka kasus dugaan UU ITE dan penodaan agama itu, dianiaya oleh sesama tahanan di Rumah Tahan (Rutan), Bareskrim Polri.


“Ya betul. Dia salah satu tahanan di Bareskrim Polri, dan yang melakukan penganiayaan diduga sesama penghuni atau tahanan dari Bareskrim Polri juga,” ujarnya.


Dalam hal ini, Kece telah melakukan pelaporan terhadap seseorang yang diduga pelaku penganiayaan tersebut, dengan Nomor 0510/VIII/2021/Bareskrim pada 26 Agustus 2021.


Muhammad Kece ditangkap pada Selasa 24 Agustus, malam sekira pukul 19.30 WITA di Banjar Untal-Untal, Kuta Utara, Bali. Lokasi itu, kata polisi, merupakan tempat persembunyiannya Muhammad Kace.


Muhammad Kece dijerat dengan pasal sangkaan berlapis terkait dengan pernyataannya yang dinilai telah melukai hati umat beragana. Dalam hal ini, ia terancam hukuman penjara hingga enam tahun.


Penyidik menjerat pasal dugaan persangkaan ujaran kebencian berdasarkan SARA menurut Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) hingga penistaan agama.


Dalam hal ini, Muhammad Kece dipersangkakan Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45a ayat (2) UU ITE atau Pasal 156a KUHP.


Penulis : Faisal

Editor   : AHS




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama