Tumpukan Sampah Disulap Menjadi 'Permata' yang Diminati Mancanegara

MAGELANG, suarapembaharuan.com – Bonggol jagung seringkali dicampakkan menjadi sampah. Namun tidak, di tangan Ranu Adi. Bonggol atau janggel jagung justru diolah menjadi barang kerajinan, yang nilainya berlipat-lipat.


Ist

Ditemui saat ikut pameran di Balkondes Ngadiharjo, Borobudur, Selasa (12/10/2021), ia menyebut membeli sekarung janggel hanya dengan Rp5 ribu.


“Kalau sudah jadi barang kerajinan seperti cincin, jam tangan, gelang, satu barang harganya mulai dari Rp5 ribu sampai Rp1,5 juta,” ucap warga Kabupaten Pati itu.


Ia berkisah, awal membuat kerajinan bonggol jagung karena prihatin melihat tumpukan sampah bonggol di tempatnya tinggal. Ketika musim panen, limbah bonggol di setiap rumah bisa mencapai lima truk.


Karena dirasa tak berguna, limbah bonggol itu akhirnya dicampakkan ke api, jadi abu.


“Lalu saya bikin cincin. Eh kok laku,” tuturnya.


Agar awet, bonggol jagung dilapisi dengan akrilik dan kemudian dihaluskan dengan amplas. Selain itu, Ranu juga memilih hasil jagung yang ditanam di lahan bertanah kapur.


“Kalau ditanam di lahan kapur, itu lebih keras. Kalau di sawah itu lembek. Nah itu jadi karakteristiknya,” imbuhnya.


Ranu mengatakan, usaha kerajinan ya ini juga disokong oleh Pemprov Jateng. Dengan pelatihan administrasi hingga foto produk. Sampai kemudian, produknya pun dijual sampai mancanegara.


“Kalau ekspor saya masih nge-sub orang lain. Karena kapasitas produksinya belum banyak. Kemarin sampai Timur Tengah,” ucapnya.


Ikut serta dalam pameran di Balkondes Ngadiharjo menjadi berkah tersendiri. Selain memperluas pasar, produknya pun diboyong oleh Ketua Dekranasda Jateng Atikoh Ganjar Pranowo.


Saat melihat ke stand milik Ranu, Atikoh terlihat mencoba cincin bonggol jagung yang terlihat cantik. Setelahnya, kerajinan berupa tatakan gelas dan sebagainya pun dipinang.


“Produk dari Pak Ranu saya kira inovatif. Memanfaatkan bahan baku berlimpah jadi produk luar biasa,” ungkap istri GubernurJateng ini.


Hal serupa diungkapkan Kepala Bidang Manajemen Usaha Dekranas Suzana Teten Masduki.


“Ada produk jagung itu ya. Itu mungkin soal proses produksi secara teknis bisa diperbaiki. Tapi sudah bisa dimasukkan dalam produk yang punya daya jual,” pungkas Suzana. 


Kategori : News

Editor     : AHS



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama