Pariwisata Berbasis Masyarakat, Sandiaga Apresiasi Desa Wisata Silokek Berdayakan Potensi Alam

SIJUNJUNG, suarapembaharuan.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengapresiasi Desa Wisata Silokek, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, yang memberdayakan potensi alam dan berbasis masyarakat, sehingga mampu menciptakan pariwisata yang berkelanjutan.



Desa Wisata Silokek di Sumbar masuk ke dalam kategori 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Desa ini berjarak 133 kilometer (km) dari Kota Padang.


"Saya mengapresiasi keunikan destinasi wisata di Desa Wisata Silokek, seperti objek wisata susur sungai. Saya melihat mendulang Ameh yang terbilang sangat unik sebagai wisata berbasis alam budaya dan juga sejarah," kata dia yang menyambangi desa wisata tersebut dalam keterangannya resminya.   


Menurutnya, tourist information center yang dikolaborasikan dengan masyarakat Nagari Silokek, kabupaten, dan provinsi ini harapannya bisa memberikan informasi terhadap event mendatang, baik yang ada di Nagari Silokek ini atau di Kabupaten Sijunjung. Ini dikarenakan daerah tersebut ternyata memiliki destinasi lainnya.


Guna menjaga keberlanjutan dan kualitas destinasi Desa Wisata Silokek tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, baik di tingkat provinsi hingga pusat. Termasuk terkait jaringan telekomunikasi, infrastruktur, dan kualitas air yang belum optimal.


Untuk keberlanjutannya nanti mungkin koordinasi yang perlu dibenahi karena masih ada penambangan emas, sehingga kualitas airnya belum terlalu optimal.


"Tapi kita yakin dengan pengelolaan bersama, pariwisata berbasis masyarakat ini akan menghadiahkan kesejahteraan untuk masyarakat. Akan membuka 1,1 juta lapangan kerja baru tahun ini, dan 2024 mudah-mudahan kita fokus untuk menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru yang berkualitas,” ujar Sandiaga.          


Menparekraf dan rombongan tiba di gerbang Geopark Silokek disambut oleh tari Galombang khas Minangkabau. Tarian itu menampilkan kelincahan tubuh para penari yang bergerak naik dan turun bagaikan gelombang laut.


"Ini adalah community base tourism atau pariwisata berbasis masyarakat. Dan kita sekarang melihat luar biasa paduan alam dan budaya, nature dan culture. Tapi juga banyak sekali produk-produk ekonomi kreatif,” kata Sandi.


Dikatakan Desa Silokek masuk ke dalam 50 besar desa terbaik ADWI 2022 yang akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dalam program Desa Mitra Bakti BCA selama satu tahun ke depan. Destinasi wisata di desa itu pun telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022.


Desa Wisata Silokek memiliki luas wilayah 1.918 hektar dan ketinggian 150-200 mdpl. Dialiri beberapa sungai seperti, Batang Kuantan dan Batang Sangkiamo. Memiliki struktur permukaan berupa perbukitan serta keragaman geologi yang unik, yaitu terdapat sedimen (kars) berusia 350 juta tahun juga batuan beku (granit) berusia 250 juta tahun menjadikan kawasan Silokek sebagai kawasan inti Geopark Nasional Ranah Minang Silokek.


Untuk menuju desa tersebut, wisatawan menempuh jarak 140 km atau sekitar 4 jam dari bandara Internasional Minangkabau, Padang. Bicara potensi wisata, desa tersebut memiliki keindahan alam seperti Ngalau (goa) Basurek. Itu merupakan goa yang terbentuk akibat pelarutan (hilangnya sebagian batu akibat air) sehingga membentuk ornamen-ornamen goa yang unik dan menarik.


Ngalau Basurek memiliki panjang sekitar 250 meter. Tidak hanya keunikan dan keindahan goa saja, tetapi juga terdapat nilai sejarah yang tertinggal di masa penjajahan Belanda dan Jepang, dimana juga menjadi saksi jalur perdagangan dan syiar agama Islam dari Selat Malaka ke Sumbar.


Sementara destinasi wisata buatan, Desa Silokek memiliki walkboard sepanjang 500 meter yang terbuat dari kayu lokal, menjadi tempat pejalan kaki untuk menikmati pemandangan persawahan, bukit, dan pegunungan serta satwa yang dilindungi seperti Siamang dan Burung Rangkong, juga kelelawar. Di sini juga terdapat menara pandang, camping ground, toilet, dan musala.


Wisatawan dapat menikmati destinasi arung jeram di Silokek sejauh 4,5 km. Komunitas arum jeram Desa Silokek kerap mengikuti kompetisi level nasional dan internasional seperti, Geofest Silokek Rafting 2021 dan Silokek Geofest Rafting World Cup 2019. Pemandu rafting Silokek pun telah mempunyai sertifikasi pramuwisata Indonesia (LSP Pramindo)


Ada pula Desa Silokek memiliki 18 lokasi panjat tebing dengan karakteristik yang berbeda. Dilakukan oleh komunitas panjat tebing Kabupaten Sijunjung yang berkolaborasi dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia Kabupaten Sijunjung, bersama mengembangkan salah satu kegiatan wisata dan olahraga profesional di Desa Silokek.


Bicara seni, Desa Silokek memiliki beragam jenis tarian tradisional. Salah satunya Tari Dulang. Tarian tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Silokek semasa zaman dulu yaitu pendulang emas yang dilakukan secara manual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

 

Lalu, ada Talempong Kayu. Itu merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari kayu khusus yang diambil dari hutan di Nagari Silokek dan Durian Gadang membuat alat musik ini sangat unik dan langka. Bunyinya terasa lembut dengan tangga nada yang sederhana.


Soal budaya, Desa Silokek memiliki Silek Podang atau dalam bahasa Indonesia berarti Silat Pedang. Merupakan salah satu aliran silat khas tradisi Minangkabau yang ada di Sijunjung. Aliran silat ini merupakan silat kaum para raja-raja, tapi seiring perkembangan zaman keberadaanya terlupakan.


Foto : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyambangi Desa Wisata Silokek, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, yang memberdayakan potensi alam sehingga mampu menciptakan pariwisata yang berkelanjutan.


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama