Sandiaga Siapkan Kota Solo untuk Raih Predikat Creative Cities Network UNESCO

SURAKARTA, suarapembaharuan.com – Serabi, Timlo, dan batik identik dengan Solo. Itu pula yang menjadikan kota itu sebagai destinasi menarik untuk dikunjungi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Kota Surakarta atau yang popular dengan sebutan Solo tersebut. 


Ist

Kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah tersebut merupakan lokasi ke-16 Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia 2022. Itu merupakan program Kementerian Parekraf untuk mendorong kebangkitan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. 


Kota Surakarta memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar pada subsektor seni pertunjukan, kuliner, dan kriya. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang pengembangan usaha oleh pelaku ekonomi kreatif (ekraf). Dengan bekal kreativitas dan inovasi, pelaku ekraf dapat memanfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas. 


Bicara seni pertunjukan, Kota Surakarta memiliki Tari Langendriyan, Tari Gambyong, Tari Pareanom,  dan Tari Bedhaya Ketawang. Selain itu, kulinernya pun enak-enak. Sebut saja Serabi dan Timlo. Dua menu makanan yang selalu diburu para wisatawan. Selain itu, dari potensi subsektor kriya, Kota Surakarta memiliki ragam produk kreatif di antaranya Batik Solo, wayang kulit, dan Blangkon Serengan. 


Dalam sambutannya, Sandi mengatakan, Kemenparekraf akan membantu Pemerintah Kota Surakarta untuk membawa seni pertunjukan khas Solo ke UNESCO. "Tahun ini kita siapkan workshop ini dulu nih, supaya tercipta diskursus. Diskusi antara para pelaku juga dengan stakeholders, dan pemerintah kota. Setelah mantap semuanya siap, kita ajukan lagi. Kali ini 2023, siap semua untuk UNESCO?” seloroh Sandi, disambut semangat para peserta workshop yang diselenggarakan di The Purwohamijayan, Kota Surakarta. 


Untuk mempersiapkan rencana tersebut, Sandi menugaskan jajarannya untuk mengawal dan mematangkan langkah menuju UNESCO tahun depan. Ia menugaskan langsung Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur, Vincen dan Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Haryanto langsung mendukung. 


"Supaya nanti, bukan hanya dari penyiapan sisi anggaran dan lain sebagainya. Tapi juga kesiapan informasi tadi. Yang diperlukan kan informasi. Kalau informasi nggak lengkap yang nggak di-assess dengan baik. Kami komit,” beber Sandi menjawab pernyataan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka terkait kesulitan jajaran Pemerintah Kota Solo menembus UNESCO di Paris dalam mengajukan seni pertunjukan lokal mereka.

        

Workshop tersebut sebanyak 35 pelaku ekraf subsektor seni pertunjukan. Untuk dapat mengikuti kegiatan workshop tersebut, peserta wajib mendaftarkan diri melalui website katakreatifindonesia.com dan melampirkan bukti surat keterangan sudah mejalankan usaha selama minimal enam bulan dari pemerintah setempat. 


Pendaftaran melalui website ini merupakan bagian dari strategi inovasi penggunaan teknologi big data untuk menggarap dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekraf. 


Kemenparekraf terus mendorong penguatan ekosistem ekonomi kreatif secara lebih komprehensif di Kota Surakarta. Itu dilakukan melalui kegiatan jejaring kabupaten/kota kreatif, sehingga dapat mengembangkan simpul kabupaten/kota kreatif berdasarkan potensi subsektor masing-masing. 


Dalam workshop tersebut, Sandi tampak didampingi oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Aryo Widyandoko. Penggiat budaya lokal Heru Mataya pun dihadirkan dalam workshop tersebut. 


Heru dikenal bukan budayawan, tetapi dia seorang yang konsen terhadap pelestarian budaya asli Solo kepada para milenial. Namanya melejit setelah menggelar Solo Batik Carnival (SBC) beberapa tahun lalu dengan menggunakan Jalan Slamet Riyadi sebagai panggung berjalan.


Kepada awak media, Sandi mengatakan, dari hasil diskusi-diskusi melalui workshop tersebut akan menciptakan beberapa inovasi dan informasi untuk melengkapi pengajukan seni pertunjukan Solo ke UNESCO tahun depan. 


"Langkah-langkahnya konkret. Outcome dan ouput-nya adalah tahun depan, Solo bisa mendapatkan predikat creative cities network yang diisukan oleh UNESCO,” pungkas Sandi.


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama