Festival TIK Dorong Transformasi Digital Pariwisata di Pontianak

PONTIANAK, suarapembaharuan.com - Kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Pemerintah Kota Pontianak, dan Politeknik Negeri Pontianak menggelar Festival TIK ke-11 ini digelar di Pontianak, Kalimantan Barat. Tema yang diusung kali ini "Transformasi Digital Untuk Mempercepat Pemulihan Ekonomi Dan Pariwisata”.



Hal ini dilakukan sebagai upaya penerapan dan sosialisasi teknologi informasi dan komunikasi agar dapat menyatukan dan memadukan pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia. Kegiatan ini diikuti 2.600 orang peserta yang terdiri dari pelajar SMK, mahasiswa, dan masyarakat dari wilayah Pontianak dan sekitarnya, serta ratusan Relawan TIK yang hadir dari berbagai wilayah di Indonesia.


Kegiatan Festival TIK 2022 merupakan bentuk kolaborasi pelaksanaan Literasi Digital Sektor Pendidikan yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.


Festival TIK 2022 juga menggelar sesi Seminar Nasional yang mengangkat tema seputar literasi digital diantaranya Transformasi Digital Pariwisata. 


Sebagai pembicara Bambang Tri Santoso, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Kemenkominfo memaparkan dampak dari pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan sektor pariwisata Indonesia. Pemerintah memiliki peran besar dalam menjembatani gap yang ada. Salah satu yang tengah dilakukan adalah melaksanakan program strategis untuk pemulihan sektor pariwisata di tanah air.


Menurut data Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif di tahun 2021, terdapat 409.000 tenaga kerja sektor pariwisata kehilangan pekerjaan. Bahkan tahun 2020 hanya 25% dari jumlah wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia di 2019.


Kementerian Kominfo, melalui Direktorat Ekonomi Digital, memberikan pelatihan langsung kelapangan hampir selama 1 bulan dengan tim yang memang mempunyai keahlian di bidangnya untuk melakukan pendampingan ke orang-orang desa yang menggeluti bidang pariwisata. Ada 4 workshop yang diberikan yaitu Workshop 1: Pemberian Materi Desa Wisata dan Adopsi Teknologi, Media Sosial dan Konten Kreator; Workshop 2: Pemberian Materi Fotografi, Videografi, dan Drone.


Drone ini penting untuk orang desa agar bisa memetakan destinasi wisata mana saja yang layak dipublikasikan menjadi pariwisata desa; Workshop 3: Pemberian Materi Promosi Desa Wisata dan Analytic SEO Maintenance; dan Workshop 4: Pemberian Materi Virtual Tour Event, Storytelling/Copywriting.


“Kami mendidik generasi muda untuk memiliki skill tertentu di bidang pariwisata, dan bagaimana membuat kemasan pariwisata. Output-nya adalah video teaser, promosi, dan virtual event,“ kata Bambang.


Tigor Johnson, Kepala Bidang Pengembangan Wilayah I Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menambahkan,

ketersediaan infrastruktur dan aksesibilitas internet menjadi peran utama dalam transformasi digital. Namun, dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh APJII dalam membangun infrastruktur di Indonesia diantaranya adalah kondisi geografis yang menantang sehingga penyelenggaraan telekomunikasi menjadi sulit dan mahal.


Diakui Tigor, sinergi dari semua pihak baik dari sisi infrastruktur, sisi regulasi di bidang telekomunikasi, dan sisi pengguna harus dilakukan dengan baik untuk menghadapi tantangan bersama menuju Indonesia 5.0. “Membangun transformasi digital di sektor pariwisata ini tidak bisa hanya mengandalkan dari sisi Pemerintah dan Bisnis, tapi juga peran masyarakat dan komunitas,” kata Tigor.


Ketua Umum RTIK Indonesia, Fajar Eri Dianto, mengenalkan peran RTIK dalam transformasi digital di sektor Pariwisata adalah sebagai pendamping literasi digital di masyarakat yang membantu kekurangpahaman pelaku usaha pengelola wisata dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkenalkan potensi pariwisata di wilayahnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama