Fenomena Generasi Muda yang Suka Pemimpin Gemoy: Indonesia Gagal Mendokumentasikan Sejarah

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Bangsa Indonesia gagal mendokumentasikan narasi-narasi sejarah dari generasi ke generasi.



Hal ini disampaikan Guru Besar Antropologi Hukum UI Sulistyowati Irianto usai acara “Seruan Kebangsaan: Forum Lintas Generasi” di Sekolah Tinggi Filsafat Dryarkara, Senin (28/11).


Generasi muda dianggap mulai tidak peduli dengan rekam jejak calon pemimpin. 


Menurut Prof. Sulis, banyak pemilih muda yang suka dengan gimik calon pemimpin yang menggunakan citra gemoy, namun lupa akan rekam jejaknya.


Fenomena ini dianggap sebagai kegagalan Indonesia dalam menyampaikan peristiwa kejam yang terjadi di masa lalu. Mengingat generasi muda tidak terhubung langsung dengan peristiwa yang terjadi 25 tahun silam. 


“Sehingga generasi sekarang dan yang akan datang lepas dari pengetahuan tentang sejarah yang pernah terjadi yang sangat membuat kita terperosok sebagai negara yang tidak mampu menjaga demokrasi dan hukum,” ujar Guru Besar Antropologi Hukum itu.


Prof. Sulis menilai, saat ini demokrasi sedang ada di tepi jurang. 


“Kita terancam dengan kesewenangan demi kekuasaan segelintir orang, dilakukan politik nepotisme, dinasti politik, bahkan dengan cara-cara yang tidak bisa diterima oleh kita semua,” jelasnya.


Antropolog Hukum itu menyesalkan peristiwa penyalahgunaan Mahkamah Konstitusi yang baru saja terjadi di Indonesia.


“25 tahun yang lalu banyak orang yang memperjuangkan demokrasi dengan kehilangan nyawa, hari ini harusnya sudah selesai, tapi 25 tahun kemudian bangsa kita harus memperjuangkan lagi demokrasi dan hukum.”


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama