Masalah Stunting Jadi Perhatian Serius Ganjar Pranowo di NTT

KUPANG, suarapembaharuan.com - Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyoroti stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), saat berkampanye Pilpres 2024, di Kupang, Jumat (1/12/23).


Ist

Menurut eks Gubernur Jawa Tengah ini, stunting, merupakan salah satu persoalan serius di daerah itu, selain persoalan lain, seperti ketersediaan air bersih dan perdagangan orang.


Stunting ditandai dengan penampilan fisik yang pendek. Namun, tidak semua anak yang berpenampilan pendek dicap sedang mengalami stunting. 


Pakar kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof dr Endang Achadi, mengatakan stunting tidak sama dengan anak yang pendek karena faktor genetik atau kerdil.


"Stunting bukan semata pada ukuran fisik pendek, tapi lebih pada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya, termasuk otak, jantung, ginjal dan lain-lain," kata Endang, dalam sebuah webinar bedah buku tentang stunting, yang ditulis beberapa pakar, beberapa waktu lalu.


Dalam orasi kampanye di Kupang, Ganjar mengatakan, penurunan angka stunting, khususnya di NTT, menjadi perhatian serius dia dan Mahfud MD. 


Dia menargetkan angka stunting turun di bawah 9% di NTT, jika dia dan Mahfud MD, terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden, dalam Pilpres tahun depan.


Ganjar melanjutkan, target tersebut dapat  diwujudkan dengan memberi dukungan gizi dan akses layanan kesehatan kepada perempuan selama masa kehamilan dan menyusui.


Dia melanjutkan, cara lain mengatasi stunting adalah dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai bayi menginjak usia 6 bulan dan juga melakukan sosialisasi pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sehat untuk mendukung pertumbuhan bayi. 


Menurut Ganjar, solusi mengatasi stunting hanya mungkin terwujud, jika di setiap desa tersedia Fasilitas Kesehatan (Faskes) dan Tenaga Kesehatan (Nakes) seperti bidan dan dokter.


“Stunting itu soal akses kesehatan yang mestinya dibikin satu puskesmas di satu desa atau Pustu (Puskesmas Pembantu) yang dilengkapi satu nakes dan dokter.


 Itu meski kita wujudkan sehingga mereka dapat menangani pola ibu mengandung sampai melahirkan seribu hari pertama,” tandas Ganjar di Gedung Sinode GMIT, Kupang, Jumat (1/12).


Sejak awal kampanye Pilpres 2024, pasangan Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud telah mencanangkan program Satu Desa, Satu Faskes dan Satu Nakes, sebagai salah satu program unggulan yang akan mereka jalankan jika kelak keduanya terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada Pilpres 2024.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama