Pemprov Jateng Gencarkan Operasi Pasar, Berhasil Tekan Harga Cabai

SEMARANG, suarapembaharuan.com – Sepekan menggelar operasi pasar cabai, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil menekan fluktuasi harga cabai yang sempat mencapai Rp80 ribu-Rp90 ribu per kilogram. Kini, harga cabai di pasaran berada di kisaran Rp50 ribu-Rp70 ribu per kilogram.


Ist

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana bersyukur atas hal tersebut. Menurutnya, hal itu karena langkah strategis yang dilakukan Pemprov Jateng bersama Bank Indonesia dan Satgas Pangan serta instansi terkait, mampu menekan harga.


Ia menjelaskan, operasi pasar komoditas cabai dilakukan selama sepekan. Mulai dari 9-15 Desember di Pasar Karangayu, Pedurungan, dan Gayamsari Kota Semarang.


“Dampak kelihatan setelah satu minggu terakhir, kami lakukan intervensi harga cabai. Cabai rawit merah dulu Rp80 ribu-Rp90 ribu, setelah terus operasi pasar menurun diangka Rp73 ribu, dan  menurun kembali ke Rp62 ribu. Sedangkan cabai merah keriting saat ini Rp54 ribu/kilogram,” ujarnya, seusai tinjauan operasi pasar di Pasar Karangayu, Jumat (15/12/2023).


Nana mengatakan, akan komitmen menggelar kegiatan serupa pada komoditas yang mengalami kenaikan harga. Ini sekaligus upaya menekan inflasi Jateng, yang kini mencapai 3,16 persen.


“Terus akan kita tingkatkan operasi pasar untuk stabilkan harga. Ke depan tidak hanya di tiga pasar di Kota Semarang, juga di kabupaten/kota lain di Jateng, Insyaallah. Supaya memengaruhi harga dan keterjangkauan harga, untuk membeli komoditas sehari-hari,” paparnya.


Pedagang sayuran di Pasar Karangayu Royati mengaku, harga cabai memang menurun sejak lima hari lalu. Dari semula dijual Rp80 ribu-Rp90 ribu per kilogram.


“Kalau cabai rawit sekarang saya jual sekitar Rp65 ribu per kilogram. Kalau yang cabai merah besar Rp62 ribu. Turunnya lima hari ini,” jelasnya.


Direktur BUMD PT Jateng Agro Berdikari, Totok Agus Siswanto mengatakan, operasi pasar cabai bukan untuk menyaingi harga pedagang. Langkah itu merupakan strategi memengaruhi harga psikologis pasar.


“Ketika harga psikologis di pasar terpengaruh, pemasok juga akan terpengaruh. Sebenarnya, cabai di tingkat petani masih murah. Yang mahal di rantai perdagangan,” urainya.


Totok menambahkan, operasi pasar komoditas cabai di tiga pasar Kota Semarang berakhir pada Jumat mendatang. Akan tetapi, dimungkinkan digelar kembali saat harga melambung kembali.


“Kalau harga melambung ya kita masuk lagi. Yang kita intervensi adalah komoditas penyumbang inflasi. Kemarin beras, sekarang cabai, kemungkinan (juga) gula,” tutup Totok.


Kategori : News


Editor      : AAS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama